Akulah Candu
Ini adalah rangkuman perjalanan panjang, sebuah perjalanan dengan tawa dan air mata, sebuah perjalanan dengan cinta dan kasih, sebuah perjalanan dengan pelukan dan tusukan. Inilah perjalanannya, seorang anak manusia yang tak lagi sama.
-----□□□□□-----□□□□□-----□□□□□-----
[C I N T A]
Dia mengenal cinta dari orang yang terkadang tak pernah dia sangka. Mengenal berbagai definisi cinta dari media yang dia temuinya. Waktu membawanya berjalan menapaki tiap peristiwa dengan mata terbuka, dengan hati tegar menerima segalanya.
Cinta.
Menurutnya cinta bukan hanya tentang 2 insan yang mengikatkan diri dalam sebuah perkawinan. Esensi cinta lebih dari itu. Cinta bukan hanya mempermasalahkan seberapa banyak usia yang dimiliki untuk dijadikan bekal. Bukan pula menyoal seberapa jauh kita telah berpetualang di dunia ini. Sekali lagi, cinta lebih dari itu.
Dia pernah disapa oleh cinta. Datang dengan serangkai bunga, yang elok dan wangi. Bunga-bunga tanpa duri dan racun. Bunga dengan segala warna dan keindahannya, yang bahkan mata tak akan mampu membuatnya layu. Bukankah cinta begitu indah?
Dia menyambut cinta dengan tangan terbuka. Dia menerima cinta dengan segala tawa dan bahagia di wajahnya. Cinta, telah tertanam di hatinya. Cinta mengajaknya menari, berlari, dan bahkan terbang melihat keindahan yang Tuhan ciptakan. Tak ada cacat di matanya. Semua yang nampak adalah kesempurnaan yang bulat.
Cinta membuatnya menjadi pribadi yang bahagia, penuh kasih, dan pribadi yang hangat. Cinta telah mengambil sebagian ruang di hatinya.
Cinta datang kembali, denhan wajah berbeda. Kini dia membawa ketegasan, kedewasaan, dan kepastian. Bunga yang dulu tertanam dengan seluruh keindahannya, kini dia lindungi dengan tumpukan baja yang kokoh.
Cinta tak lagi melenakan untuknya. Cinta menumbuhkannya menjadi perempuan kuat. Cinta tak hanya menunjukkan tentang bagaimana keindahan bunga, namun cinta punya ketegasan yang mendewasakannya. Cinta tak lagi menunjukkan warna-warna semata, namun juga sisi lain yang nyata. Cinta menunjukkannya kembali, bahwa bunga yang cantik tak akan pernah abadi, namun ketegasan dan kedewasaannlah yang membuat bunga itu tetap terjaga, terkenang, sekalipun indahnya terganti layu, dan mati.
Cinta tak lagi mengajaknya terbang dengan keindahan, namun juga menebarkan keindahan. Bukan hanya menikmati, namun juga mencipta. Cinta bukan hanya melihat, namun juga berbagi. Cinta bukan hanya mengulurkan tangan, namun juga merangkul. Cinta bukan hanya tawa, namun juga air mata.
Ya, cinta datang dengan wajah lainnya. Kini dia gelap, tak berwujud.
-to be continued-
Post a Comment for "Akulah Candu "
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)