CERITA PENDEK : ANI, BUDI, MUSA
Budi membacakan anaknya sebuah surat yang barusan diantar oleh tukang pos renta. Sepertinya dikirim dengan identitas palsu, pikir Budi setengah bergumam. Bertukar pandang dengan Musa, anaknya. Bergetar jemarinya, matanya nanar, basah. Linangan itu tak terbendung, suaranya tercekat. Budi sesenggukan. Sedang anaknya, mengambil surat yang terjatuh dalam kalem kaleng Khong Ghuan.
***
Koyo ngene rasane wong nandang kangen. Rino wengi atiku tansah peteng. Tansah kelingan kepengin nyawang. Sedelo wae wis among tenan.
Cidro janji tegone kuwe ngapusi. Nganti seprene suwene aku ngenteni. Nangis batinku. Nggrantes uripku. Teles kebes netes eluh ning dadaku.
Wis kebacut ambyar. Ambyar kaya ngene.
Pegatke aku wae mas.
Ani
***
Hening. Mereka berdua diam. Ani adalah istri Budi. Setelah merantau puluhan tahun tanpa kabar, tiba2 ada surat demikian. Budi terisak dipelukan anaknya.
***
Sedangkan di Korea, Ani tengah duduk menyeduh coklat panas di dinginnya Jeju.
Dia tengah mengirim pesan pada Bambang, kekasih barunya, karena e-money nya belum di top up.
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2026
#30hbc20mengarang
#nimasachsani
1 comment for "CERITA PENDEK : ANI, BUDI, MUSA"
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)