ALASAN MENULIS DAN MENGELOLA WAKTU
Menulis itu membuang waktu dan sebuah pekerjaan yang tabu? Benar, ada sebagian masyarakat yang menganggapnya demikian. Mengapa? Sebab, bisa saja mereka belum mempunyai alasan menulis yang kuat dan bingung bagaimana mengelola waktu.
Ketika seseorang telah sampai menjadikan kegiatan menulis sebagai bagian dari hidupnya, bisa saja orientasinya tidak berkiblat pada rupiah, melainkan kepuasan psikis. Karena dari menulis, banyak kita jumpai metode terapi yang terbilang mampu menyembuhkan mental seseorang. Dalam kegiatan seperti ini, mereka yang butuh perhatian khusus, biasanya akan diminta menuliskan apa saja dan secara detail. Karena dari tulisan-tulisan merekalah, para ahli akan mengetahui sejauh mana perkembangan pemulihannya.
Lalu, mengapa menulis yang dijadikan salah satu media terapi? Sama halnya dengan menggambar, kedua kegiatan ini menuntut pelakunya fokus dan tenang. Menulis, bukan semata-mata kerja cepat sepuluh jari tangan, namun juga koordinasi antara mata, otak dan hati. Mereka akan bekerja secara ajaib, dan kemudian menghasilkan rangkaian kalimat yang menakjubkan.
267 Hari adalah bukti nyata, betapa menulis tidak hanya menjanjikan uang semata, namun juga kepuasan psikis. Dari menulis lah, sebagian besar saudara kita mampu bertahan hidup dan menyambung hidupnya. bukankah menulis adalah kegaiatan yang luar biasa, jika begitu? Tapi, hal ini tentu saja harus dibarengi denga tekad yang kuat serta ilmu yang mendukung (jika ingin menjadikan menulis sebagaisalah satu sumber penghasilan).
ALASAN MENULIS DI BLOG
Kalau anak ditanya apa hobinya, mungkin sebagian besar bakal jawab “menyanyi, menari, menggambar, berenang, bersepeda atau mungkin sepak bola”. Tapi, sejak SD, hobi menulis ini udah mandarah daging, bahkan ketika kelas 5, secara pribadi diminta sekolah untuk buat puisi lepas pisah guru lain. Ini adalah salah satu prestasi pertama saya di dunia menulis (meskipun tidak ada sertifikat atau biaya pendidikan) Dari situ, mulai sedikit percaya diri, bahwa karya saya pun dinikmati.
Saya paling suka menulis dengan tangan. Puisi adalah karya sederhana yang paling banyak ditulis. Ketika SMP, mencoba mengirimkan tulisan di majalah sekolah, majalah khusus pelajar dan majalah remaja. Alhamdulillah ada beberapa yang ditertbatkan, meski sebagian juga mengendap tanpa kabar. Tahun 2006, Friendster lagi tenar. Mulai lah nulis pakai media ini. Sebagian besar isinya (kalau nggak salah) adalah curhatan anak remaja dan kekaguman sama artis-artis (hahaha). Tapi media ini sepertinya nggak bertahan lama.
Sekitar tahun 2010, berkenalan dengan Facebook. Media social ini lebih menyenangkan, karena dengan mudah bisa berinteraksi dengan banyak orang. Kembali mencoba menulis di media ini. Feedbacknya pun menyenangkan. Bahkan ada permintaan untuk dibuatkan cerpen. Alhamdulillah.
Tapi saya memilih meninggalkan dunia Facebook sejak tahun 2011. Kenapa? Karena saya ingin membatasi interaksi di dunia maya. Dari sini, mulai kenal yang namanya blog (dari guru TIK).
Ternyata menulis di blog saat itu adalah media terbaik. Alasan menulis di sana, tentu saja karena bisa menuliskan hal-hal pribadi, blog bisa menjadi buku harian. Jika dibandingkan dengan media yang saya coba sebelumnya, blog lebih bersifat personal (karena saya sangat menjunjung asas privasi).
YAH, THIS IS ME
Sejak saat itu, mulai sering nulis di blog (meski beberapa kali buat karena lupa akun). Di tahun 2016, bertemu dengan teman kuliah, yang ternyata dia juga adalah bloger. Tapi, dia sudah pakai domain berbayar, istilahnya TLD (Top Level Domain). Saya mulai belajar banyak dari dia. Setelahnya, saya bertekad untuk kembali mengembangkan blog. Meski progresnya seperti siput, bahkan sangat lambat. Tapi saya mencoba tetap menulis di blog.
Belum konsisten memang. Tak jarang, dalam seminggu bisa sangat aktif, namun ada masa di mana hanya ada satu atau dua tulisan dalam jangka waktu yang Panjang.
Selama empat tahun menulis di blog, tujuannya cuma ingin menulis. Ingin menyimpan kenangan dan beropini sesuai gaya kita. Sangat menyenangkan. Apa lagi jika ada pembaca yang mengapresiasinya dengan komentar postifi, membagikan pranala secara sukarela atau melanjutkannya ke sesi diskusi.
Blog, akhirnya menjadi pilihan terakhir saya untuk kemali menulis di media digital, meskipun ada beberapa media social, mereka sifatnya hanya pembantu untuk personal branding. Karena sama seperti kebanyakan penulis, saya pun ingin dikenal. Dengan menulis di blog, saya bisa mengelompokkan tulisan-tulisan berdasarkan kategori tertentu, yang tentu saja ini akan memudahkan pembaca saya untuk mencari info yang dia butuhkan.
MAAF, AKU SOK SIBUK
Ternyata menulis di blog juga memakan waktu. Terlebih ketika sudah menikah dan bekerja (dulu). Terasa sekali effort nya. Inginnya menulis di blog, tapi ada tugas dapur, jemuran yang menggunung, rumah yang berantakan, keranjang cucian yang selalu terisi, belum lagi mengurus suami dan anak. Ketika sudah ada waktu, entah mengapa seringnya justru tertidur. Dan kejadian ini sering kali berulang.
Sampai akhirnya, ketika memutuskan menulis buku solo pertama 267 Hari, saya pun kembali bertekad untuk mulai menata semangat menghidupkan kembali blog yang mati suri.
Bicara soal blog, beberapa waktu lalu, seorang content writer tengah mengadakan kelas khusus bagi blogger "cupu". Kelas ini digagas oleh Marita Ningtyas, selaku coach tunggalnya. Sistem belajar yang ditawarkan cukup memacu semangat, karena selain materinya yang memang penting dan padat, diterapkan juga sistem gugur di sini. Berlebihan? Tidak. Sebab alasan beliau menerapkan sistem gugur ini, tidak lain adalah untuk membentuk karakter pesertanya, yakni sebagi penulis harus memiliki ketelitian, ulet dan juga komitmen.
Berjalan kurang lebih dua pekan, kelas ini terasa semakin panas, sebab peserta sudah dibuat basah dengan materi SEO. Bagi blogger, SEO adalah materi pengetahuan wajib. Di kelas Blogspedia Coaching for Newbie ini, layaknya pendidikan semi militer yang memaksa pesertanya memaksimalkan kemampuannya. Sebab, slaah satu tagline di kelas ini adalah dilarang mengeluh. Keren bukan?
TIPS MENGELOLA WAKTU
Setelah menyadari jika menulis di blog juga butuh waktu khusus, maka saya juga mencoba menerapkan pengelolaan waktu pada diri sendiri. Terlebih sebagai istri dan ibu, tidak mungkin saya mengabaikan tugas wajib ini. Namun di luar itu, saya juga tidak ingin meninggalkan hobi ini (karena menulis bagi saya juga adalah refreshing), itulah mengapa mengelola menjadi sesuatu yang penting untuk dipertimbangkan.
Ini adalah hal-hal yang beberapa kali saya terapkan (kecuali memang sengaja meliburkan diri untuk tidak ngeblog dulu). Tidak ada salahnya berbagi dan dicoba.
Membuat prioritas
Ini penting ya. Karena prioritas utama saya adalah suami dan anak, maka hobi menjadi kegiaran rekreasi bagi saya. Yang tentu saja akan dilakukan ketika memang waktunya sudah memungkinkan. Paling tidak, setelah tugas domestic di rumah tangga sudah selesai
Saya masih mencoba memberi tenggang waktu pada kegiatan saya. Misalnya, sudah harus selesai membuat makan siang sebelum jam 11, membuat desain gambar selama 30 menit, menulis selama maksimal 2 jam. Tak jarang, saya memasang alarm di gawai dan meminta suami untuk mengingatkan kalau durasi saya, ada yang terlalu lama.
Dokumen pribadi |
Sejak kuliah, saya terbiasa membuat jadwal. Bisa menggunakan kalender di gawai atau menggunakan aplikasi tertentu. Saya sendiri lebih condong dengan menggunakan aplikasi. Karena lebih detail waktunya. Misal, hari senin jadwalnya adalah membaca buku, selasa menulis review, rabu menulis draft buku, kamis mengumpulkan artikel referensi, jumat kegaiatn outdoor dengan anak, weekend family time.
Dokumen pribadi |
Membuat to do list
Ini serupa dengan mengatur jadwal. Namun, to do list ini lebih detail menurut saya.
Misalkan, jadwal hari ini adalah menulis draft buku, maka saya akan menyaring kegiatan yang bisa mengurangi durasi saya menulis; menonton tv, berselancar di dunia maya, memastikan makanan sudah tersedia baik di kulkas maupun meja saji, memastikan anak dalam keadan tenang (tidur), dan berbagai kegaiatan lainnya.
Sebagai tambahan, saya selalu membiasakan diri (sebelum tidur) untuk menuliskan hal-hal yang akan saya lakukan setelah bangun sampai tidur lagi.
Pada dasarnya, hak dan kewajiban haruslah seimbang. Kewajiban saya adalah memastikan suami dan anak terpenuhi haknya dari saya, dan hak saya adalah melakukan hobi, yakni menulis. Jadi, sebisa mungkin mengatur diri, supaya tidak ada hak dan kewajiban anggota keluarga yang tercedarai (meskipun anak saya masih bayi).
Semangat menulis, semangat mengembangkan diri, dan tentu saja semangat membersamai keluarga kita. Selalu ingatkan pada diri, apa alasan kita menulis.
32 comments for "ALASAN MENULIS DAN MENGELOLA WAKTU"
Btw, jadwal makan anaknya kok cuma 1x mbak? Hehee
Semangat terus, Kak..
Setuju sama kakak nulis buat refreshing aja hehe..
Julukan jleb kali aahhh :D
Artikelnya inspiratif banget ini mba. Apalagi dibagian Tips Mengelola waktu. Sampe ada memonya juga. Top deh
Manis banget Kaka, sama suami minta diingetin. Pekerjaan seorang ibu tidak mudah, tapi Kaka benar2 memakai 'hati' ketika menginginkan sesuatu...
Terharu sama perjuangannya he semangat ๐๐
Suka yang ini ๐
Aku tertampar berkali kali membacanya, masih susah sekali mengatur waktu. Duh mbak, banyak belajar darimuuu๐
Tetap semangat di kelas coach Marita, mbak.
to do list sebelum tidur #noted :)
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)