Waroeng Spesial Sambal : Solusi Nyaman Makan di Luar Ketika New Normal

Halo

Adakah yang hobi banget sama sambal, tapi mager buatnya? Tos! Nah untungnya saya punya solusi persambalan. Waroeng Spesial Sambal (Waoreng SS) adalah salah satu rumah makan, dengan banyak pilihan sambal, yang jadi favorit kami (saya dan suami). Selain cukup dengan rumah, varian sambalnya juga banyak.

Tapi, berhubung sekarang sedang massa transisi New Normal. Rasanya mau makan di luar, mesti berpikir berulang kali. Ya, masih ada rasa parno di hati ini di. Namun mau bagaimana pun, pada akhirnya kita tetap harus membiasakan dengan keadaan dan kebiasaan baru ini kan?

Bahkan, ketika mau makan di luar pun, kami sekarang harus benar-benar selektif. Karena seperti yang kita tahu, tidak semua tempat makan menerapkan protokol kesehatan secara baik kan? Nah, ada beberapa tips dari saya, terkait pemilihan tempat makan yang pro new normal. Simak ya!

 

Tips Memilih Tempat Makan di Era New Normal

Pilih Tempat Makan yang Luas dan Memiliki Sirkulasi Udara Bagus

Bagi saya, ini sangat penting dan menjadi pertimbangan pertama. Mengingat situasi yang seperti sekarang ini, tidak bisa dipungkiri kita semakin butuh akses untuk mendapatkan udara segar dengan mudah.

Bayangkan saja, kita tengah makan di sebuah tempat makan yang sempit dan terbatas sirkulasi udaranya, sedangkan asap masakan berbaur kemana-mana, belum lagi jika ada pengunjung yang tega merokok? Maaf, saya pribadi akan memilih tempat yang sedikit lebih nyaman dan bersih.

Adanya fasilitas pendukung prokes (protokol kesehatan)

Salah satunya adalah keberadaan tempat cuci tangan dan pengukuran suhu tubuh.

Perhatikan kebijakan tempat makan terkait penerapan protol kesehatan

Di tempat makan, sudah pasti akan terjadi kerumunan meski dalam jumlah yang tidak besar. Itulah mengapa penting bagi kita, untuk aware terhadap hal-hal seperti pelaksanaan prokes sendiri.

• Penerapan Batas Jarak Fisik (physycal distancing)

Nah, ini juga tak kalah pentingnya. Justru sangat wajib ya. Untuk beberapa resto tertentu, memang sudah menerapkan hal ini. Salah satunya dengan memberi jarak 1 meter antar meja makan. Juga, memberlakukan pembatasan pengunjung pada satu waktu.

Karena tidak bisa dipungkiri, bisa saja ketika berkerumun antre makanan, justru sedang terbentuk cluster baru kan?

Nah, maka patut kita hargai dan dukung untuk tempat yang tegas menerapkan hal ini.

• Penerapan Protokol Kesehatan pada Pekerja

Ketika kita sudah datang dengan keadaan memenuhi ceklis prokes, maka pekerja pun tak kalah pentingnya. Menggunakan masker, sarung tangan, bahkan dilengkapi juga dengan faceshield merupakan kebijakan tepat, ketika tempat menerapkannya pada para pekerja. Karena selain menimbulkan rasa aman, hal ini juga membuat nyaman pengunjung ketika harus berkomunikasi dalam jarak dekat.

• Pembersihan lokasi

Membersihkan tempat secara berkala, juga menjadi pertimbangan saya selanjutnya. Karena kita tahu, apa yang menempel pada meja, alat makan, lantai bahkan perabotan yang ada di meja.

Nah, dari semua daftar tips memilih tempat makan di era new normal, akhirnya kami (saya dan suami) memutuskan memilih satu tempat makan yang sesuai dengan daftar diatas. Penasaran? 

Waroeng Selera Sambal, Kenalan Yuk!

Sudah kenal dengan tempat ini? Betul, ini adalah warung makan yang didirikan oleh Pak Yoyok Hery Wahyono. Mulai berdiri tahun 2002 di Yogykjarta, kini telah memiliki lebih dari 93 cabang dengan lebih dari 4.000 karyawan loh! Masya Allah.

Usut punya usut, ternyata tempat makan ini juga membawa pesan spiritual loh. Mengapa? Sebab ada sebagian dari omsetnya, yang secara berkala akan disumbangkan pada pihak yang membutuhkan. Ternyata, rajin bersedekah juga menjadikan sebab tempat ini begitu berkembang dengan pesatnya ya. Masya Allah. 

 

Waroeng Terdekat

Di Semarang sendiri, waroeng selera sambal (waroeng ss) cukup mudah ditemui. Karena berada di daerah-daerah yang cukup strategis. Salah satu yang dekat dengan rumah, adalah Waroeng SS Sambiroto. Tepatnya berada di Jalan Sambiroto Raya, No. F5 Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Kalau kita cek di Maps, tempat ini akan langsung ketemu dan tentu saja dengan akses yang sangat mudah.

 

Pilihan Menu dan Harga

Di depan warung, kita akan membaca dengan jelas tulisan "33 sambal, 29 lauk, 14 sayuran, 26 minuman".

Gimana? Bingung kan mau pilih yang mana? Hahaha sama!

Tapi jangan terlalu bingung, kita bisa kok tanya ke pelayan, menu-menu apa saja yang jadi favorit dan tentu saja tingkat kepedasannya.

Harga? Tenang, kita tidak akan kena jebakan Batman ketika bayar di kasir. Karena di nota pemesanan, sudah tercantum harganya. Jadi, tinggal disesuaikan dengan budget kita. Jangan lupa, ada pajak 10% yang harus kita bayar ya.

Mengusung konsep "made by order", menjadikan makanan yang datang ke konsumen dalam keadaan segar. Bahkan, kita juga bisa memilih, lauk-lauknya dibakar atau digoreng dan berapa tingkat kepedasan sambalnya.

Eh, tambah nasi di tempat ini GRATIS! Seporsi dibandrol 3.500 rupiah, tapi bebas nambah. Satu porsi juga sudah mengenyangkan sebetulnya, tapi kalau mau tambah nasi karena lauk dan sambal masih banyak, jangan malu-malu ya! Gratis kok.

 

Keadaan di Lokasi

Warung SS ini, hampir di semua cabang yang pernah kami kunjungi sangat bersih (termasuk mushola dan kamar mandinya). Sirkulasi udara


Terlebih ketika new normal sekarang ini.
Di semua cabang, sudah diterapkan jarak antar meja. Bahkan untuk yang duduk lesehan, diberi batas di lantai. Setiap meja, maksimal hanya diisi 2 pengunjung. Tapi karena kami bawa bayi, tentu saja hal ini dimaklumi ya. Ah, di sini juga disediakan kursi makan bayi ya (booster seat atau high chair), jadi anak akan duduk dengan nyaman dan bisa diawasi dengan mudah.

Di depan pintu masuk, akan ada pelayan yang mengecek suhu tubuh dan memberikan nota pesanan. Untuk tempat cuci tangan sendiri, menggunakan cara injakan seperti pedal, jadi tidak ada bekas tangan pada kran air. Bagus kan?

Untuk pelayan sendiri, dilengkapi dengan masker, sarung tangan dan juga face shield ya. Setelah meja selesai digunakan pengunjung, maka akan segera dibersihkan dan diganti tempat alat makannya (tempat tisu, sedotan, dan lain-lain)

Tambahan, pencahayaan di sini (khususnya malam hari) cukup nyaman di mata ya. Menggunakan lampu warna putih, dan dilengkapi bohlam kuning, yang dipasang tidak terlalu tinggi, menjadikan pandangan tidak terlalu silau atau gelap. Terlebih ada kipas angin yang juga tidak terlalu tinggi, dan ada beberapa kipas dalam satu lantai, cukup membuat udara terasa sejuk meski siang hari.

Pelayanan

Salah satu yang paling saya ingat adalah pesan dari pelayan ketika selesai mengantarkan pesanan, "jika ada pesanan yang tidak sesuai, silakan dikembalikan untuk kami ganti". Masya Allah. Saya pribadi, sangat jarang menemui pelayanan yang seperti ini.

Pelayan-pelayannya sangat ramah, bahkan ketika pesanan terbilang cukup banyak dan dengan catatan-catatan khusus, mereka akan dengan sabar mengecek satu per satu dan mendengarkan pengunjung.

Di Waroeng SS sendiri, hanya menerima pengunjung dalam jumlah tertentu dalam satu waktu. Maka biasanya, akan ada pemberitahuan di depan,jika warung sedang penuh dan dipersilakan mencari Waroeng SS yang lain.

Tapi tenang, tetap ada beberapa slot untuk pengunjung yang bersedia menunggu (waiting list). Di Waroeng SS Sambiroto sendiri, disediakan ruang tunggu di halaman. Dengan kursi-kursi yang ditata berjarak satu sama lain, diharapkan tetap ada physycal distancing diantara pengunjung.

 

Nah gimana? Tertarik untuk datang ke Waroeng SS juga? Silakan cek di website atau media sosial Waroeng SS, untuk mengetahui lokasi-lokasi terdekat.

For your information, di sini juga bisa reservasi untuk memastikan kesediaan tempat dan tentu saja bisa melayani pesanan (nasi box) dalam jumlah banyak. Tenang, tempat ini sudah ada di aplikasi-aplikasi pemesanan kok.

Ragu untuk makan di luar di masa new normal, seperti sekarang ini? Coba datang ke Waroeng Selera Sambal terdekat dan rasakan kenyamanannya! Jangan lupa selalu jaga kebersihan, kesehatan dan rajin bersedekah seperti pak Yoyok ya.

Selamat makan!

Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Share :