Cara Promosi Buku Self Publishing
Promosi buku self publishing itu, kuncinya harus telaten dan kreatif. Sekarang ini, self publishing makin mudah kita temui ya. Promosi buku self publishing juga beragam bentuknya. Secara pribadi, saya pun juga melakukan beberapa hal yang bisa saja sama dengan penulis lainnya.
Sebelumnya, ketika mengikuti kelas-kelas menulis daring, salah satu yang ditekankan ketika membuat buku self publishing adalah matangnya materi promo. Kenapa? Karena "biasanya" penulis-penulis baru belum dikenal secara masiv.
Self publishing sendiri bagi saya cukup menguntungkan secara materi dan non materi. Secara materi, tentu saja kita lebih bisa menyesuaikan dengan budget dan memudahkan kalkulasi untung rugi dalam waktu tertentu (saya buat tenggang waktu, kalan buku cetak harus habis dan kapan akan mencetak lagi). Sedang secara non materi, bisa jadi sebuah awal branding kita sebagai penulis.
Nyatanya, saat ini banyak juga kok penulis yang sukses meskipun dengan self publishing. Nah, ada beberapa cara yang saya rasa cukup ampuh untuk promosikan buku kita. Cek ya!
Cara Promosikan Buku Self Publishing
Terbayang dalam benak saya, ketika memutuskan membuat buku dan memilih self pubslishing adalah bagaimana harus promosi. Karena mau bagaimana, kita punya lingkungan yang terbatas. Terlebih jika kita "manusia biasa" yang namanya hampir tak pernah dikenal media atau khalayak ramai. Tentu saja kerja kerasnya harus jatuh bangun, bukan?
Nah, ini adalah cara-cara yang saya lakukan sampai saat ini.
Media Sosial
Kita semua tahu ya, bagaimana pengaruh media sosial terhadap beberapa bidang, salah satunya literasi. Mudahnya akses dan luasnya jangkauan pembaca, menjadikan media sosial salah satu media promosi paling wajib.
Meski demikian, kita tidak bisa posting sesuka hati. Apalagi untuk penulis pemula, cobalah untuk membuat jadwal post yang berkala, desain yang menarik dan konten yang tidak bertele-tele.
Jadwal Posting. Ini juga banyak digunakan oleh penulis besar, selain itu ini juga sebagai tanda, bahwa kita aktif dan ada. Jangan terlalu lama hilang, biarkan calon pembaca mulai mengikuti kisah dan tenggelam di dalamnya.
Desain yang menarik. Banyak aplikasi yang bisa kita manfaatkan secara gratis. Saya sendiri adalah pengguna Canva garis keras. Namun jika kita memiliki biaya yang lebih, jangan ragu untuk membayar jasa desain ya. Karena katanya, dari mata jatuh ke hati. Apa yang dilihat, itulah yang melekat (awas baper hahahaha).
Konten. Buat konten yang tidak berbelit-belit. Karena jika intro terlalu panjang dan rumit, tidak menutup kemungkinan justru akan diabaikan oleh calon pembaca. Apalagi kalau bukan karena sudah bosan dan tidak kunjung sampai pada intinya? Bukannya, kita juga tidak suka membaca tulisan dengan intro yang sangat panjang dan berputar-putar pada satu hal saja?
Buat Teaser atau Trailer
Sama halnya dengan film, promosi buku pun bisa menggunakan media digital seperti video. Ilmu ini, saya dapatkan di kelas menulis bersama Nulis Aja Community, pematerinya mas Septian waktu itu.
Trailer atau teaser ini, berisi potongan-potongan kisah atau bagian yang kita rasa "sangat menjual" dan infromatif.
Saya sendiri cukup bersyukur dapat ilmu ini. Karena tidak dipungkiri, pada akhirnya banyak calon pembaca yang penasaran dan terbawa dengan video singkat tersebut.
Jika punya budget lebih, silakan sewa jasa profesional atau jika dana terbatas seperti saya, bisa memaksimalkan aplikasi gratis seperti Canva dan Microsoft Power Point.
Buat Behind the Book
Tidak masalah, jika kita ingin menceritakan bagaimana jatuh bangun ketika menulis buku tersebut. Karena pada kenyataannya, tidak sedikit para pembaca yang tertarik juga dengan kisah dibalik karya tersebut.
Selain menjual buku, kita juga bisa menyajikan kisah perjuangan dan kenangan pada pembaca bukan?
Saya sendiri sangat menyukai hal ini, karena bisa menuliskan hal-hal emosional selama proses menulis.
Jadi Mentor Kelas Menulis
Sambil menyelam minum air atau sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, rasanya cocok untuk menggambarkan cara ini.
Selain kita bisa memberikan ilmu berkaitan dengan dunia kepenulisan, kita juga bisa sekalian promo karya kita secara santun. Bukan kah, kita akan semakin semangat menulis ketika melihat pencapaian teman sesama penulis? Menyemangati orang lain, dengan mengiklankan karya kita, bukanlah sebuah kesalahan.
Jadi Pembicara
Kebetulan saya bergabung dalam sebuah komunitas baca (Sanggar Caraka). Beruntungnya, salah satu fasilitas yang didapat membernya adalah punya jadwal untuk manggung alias promo bukunya dalam sesi diskusi daring. Masya Allaah.Ternyata hal ini juga berdampak pada progres pembelian buku-buku kita loh! Setelah sesi seperti ini, memang biasanya akan ada beberapa audiens yang ikut menambah daftar pembeli kita.
Tidak ada salahnya memanfaatkan kesempatan ini, dengan memberikan sajian materi diskusi yang semaksimal mungkin. Betul. Karena apa yang kita sajikan, bisa jadi menjadi magnet tersendiri bagi audiens. Berilah materi-materi yang berhubungan dengan buku kita dan tentu saja menggiring para audiens untuk semakin ingin tahu.
Memanfaatkan Relasi
Ketika buku-buku kita sudah sampai di tangan pembaca, bukan berarti tugas kita untuk promosi sudah berakhir ya. Justru bagi saya, ini tidak kalah penting dari cara promosi yang lainnya.Jadi, ketika pembaca sudah menerima buku, maka akan saya minta mereka untuk memberikan testimoni dan minta tolong untuk dibantu share di media sosial mereka. Mengapa? Karena kita punya cirle yang berbeda dan tentu saja untuk menambah luasnya jaringan promosi buku saya, bukan?
Saya pribadi, akan memuat konten khusus yang berisi testimoni para pembaca lalu mention atau menandai mereka pada kiriman saya. Mengapa? Bagi saya, ini penting untuk membangun sebuah trust pada pembaca yang lain maupun calon pembaca.
Justru beberapa kali, tanpa saya minta pun mereka sudah membagikan testimoninya di media sosial dan ikut mempromosikan buku saya. Masya Allah, saya banyak berterima kasih kepada mereka semua.
Nah, tadi adalah beberapa tips promosi buku self publishing dari saya. Sekarang, akan saya promosikan sebuah "buku baru".
Talk About Mama
Apa sih talk about mama itu? Jadi, talk about mama adalah sebuah gagasan atas keresahan terhadap kenyataan.
Seperti apa yang ada di gambar dan yang tertulis di sana. Entah kita sadar atau tidak, hampir 90% ibu (dari yang saya tahu kisahnya) mengakui hal tersebut baik tersurat maupun tersirat.
Banyak dari mereka, yang pada akhirnya memilih tampak dan tampil bahagia. Layaknya ibu dengan kesehariannya. Entah mereka adalah ibu rumah tangga atau ibu pekerja. Namun yang tidak dilihat, adalah seberapa rapuhnya ibu tersebut. Jatuh bangun berjuang seorang diri, hanya sekadar untuk menguatkan dan meyakinkan diri bahwa dia akan baik-baik saja.
Namun jangan lupa, ibu juga manusia biasa. Punya rasa lelah dan lemah, ada sisi kuat dan rapuh. Ibu itu benar manusia hebat, tapi jangan salah dia juga makhluk rentan depresi.
Seorang teman yang saya kenal, sedikit bercerita bagaimana psikisnya ketika suaminya meninggal ketika tengah mengandung janin berusia 6 bulan. Membayangkan saja rasanya tak mampu. Ada masa di mana dia sangat ingin menyerah, sebab hilang sudah sumber kekuatan dan cintanya setelah ayahnya berpulang 3 bulan sebelum suaminya.
Belum lagi, cerita ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dekatnya termasuk suami. Alih-alih berhasil menyusui, justru tertekan dan ketakutan yang dihadapi ibu ini. Merasa tak dihargai dan dipandang sebelah mata, menjadikannya begitu membenci keluarga suaminya.
Seorang ibu tengah berjuang sekuat tenaga membesarkan anak asuhnya. Namun belum tuntas usahanya, cibiran telah menderanya. Apalagi jika bukan karena dia tak bisa melahirkan keturunannya sendiri. Dipermalukan dengan sangat halus, kemudian dijatuhkan mentalnya di hadapan banyak orang. Tak banyak yang tahu, seberapa keras isakan tangis ibu ini sepanjang malam selama puluhan tahun.
Apakah ketika tidak bisa menjadi ibu rumah tangga secara utuh, lantas menjadikan ibu pekerja adalah ibu yang buruk dan gagal? Pernahkah kita bayangkan, seberapa lelah dia menghadapi rentetan pekerjaan kantor, dan segudang tugas rumah sepulang bekerja? Bagaimana dia membagi waktu kapan harus memompa ASI, dan menyelesaikan lemburan? Kapan harus menyiapkan makan dan kapan harus meeting?
Ah benar, kadang kita pun lupa jika kita adalah sesama wanita. Terlepas apakah sudah menikah, memiliki anak atau masih sendiri.
Banyak ibu, yang pada akhirnya memilih menyerah karena tak ada harapan baginya untuk berbagi. Para ibu, tidak butuh dihakimi dan dikuliti segala alpanya, mereka hanya butuh dikuatkan. Mengapa kita tidak mencoba hadir, meskipun ketika mereka tampak baik-baik saja. Sesekali memberi perhatian dengan menanyakan kabar, bisa jadi mengembalikan semangatnya yang sudah runtuh sejak lama.
Punya teman bercerita, mungkin hal biasa bagian sebagian yang lain namun juga hal istimewa bagi sebagian yang lain. Merasa didukung, didengarkan, dan memiliki kesamaan pengalaman, adalah hal-hal baik dari manfaat saling support antar ibu, antar wanita.
Talk About Mama. Adalah buku yang akan saya susun dengan kombinasi antara kisah-kisah nyata dan bukti ilmiah dari sisi psikologis. Menurut saya, penting sekali para ibu bisa mencintai dirinya sendiri terlepas bagaimana orang lain menilainya.
Setiap ibu berhak mendapat kebahagiaan dan hidup di dalamnya.
Ketika kita ada untuk sesama, kita bukan hanya menguatkan mental ibu lain, namun juga diri kita sendiri. Saling berdiri untuk menguatkan, bukan berhadapan namun menjatuhkan.
Talk About Mama, akan hadir dengan cerita-cerita yang membuka mata kita. Betapa di luar sana, banyak ibu yang begitu susah payah untuk sekadar menatap dirinya di cermin. Saya ingin, buku Talk About Mama juga menjadi komunikasi antar ibu meski tak bisa bertatap dan berkenalan secara langsung.
Dengan hadirnya Talk About Mama, saya ingin ada banyak ibu yang semakin mencintai dirinya sendiri, tak malu memuji dirinya sendiri dan berani mengakui bahwa usahanya selama ini sangatlah luar biasa.
Aah, stop deh spoilernya. Oke, jadi buku Talk About Mama rencananya akan rilis di tahun 2021, aamiin aamiin. Tentang apa? Sudah diceritakan panjang lebar ya. Yang penasaran seperti apa isi bukunya, bisa follow media sosial saya ya. Karena biasanya saya akan mulai posting konten-konten beberapa bulan sebelum buku itu lahir.
Jangan salah, ini juga salah satu cara promosi buku self publishing saya yang baru loh! Bukan jebakan, tapi kreatif hehehe. Storytelling bisa jadi nilai jual buku-buku kita. Untuk yang lagi prepare promosi buku barunya, cara-cara promosi di atas bisa diadopsi kok. Nah untuk yang kepo sama buku talk about mama, sabar ya. Doakan semangat riset dan menulis tetap ada, dan tambahan info, talk about mama bukan judul yang sesungguhnya. Judul asli masih disimpan. Gitu ya? Sampai jumpa di sapaan lewat tulisan berikutnya :)
Ibu, apa kabar hari ini? Apakah hati dan dirimu baik-baik saja?
21 comments for "Cara Promosi Buku Self Publishing"
Masih blum bisa promo he
Gak usah dilihat ongkir deh wkwkkw
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)