Instrumen Musik Angklung : Dari Panggung Orkestra Internasional Hingga Konservasi Lingkungan
Halo para pecinta produk lokal
Sebelumnya, adakah yang sering bertanya “apa yang bisa dibanggakan dari negara kita?”. Ternyata, aku pun sempat ada di situasi ini, loh. Nggak bisa dipungkiri, di tengah pemberitaan yang isinya perpanjangan PPKM yang entah sampai kapan, kasus korupsi oleh aparat penegak hukum bahkan isu politik pemilu 2024, rasanya tak sedikit dari kita lupa akan hal ini.
Karena kadang, kita butuh sedikit jeda untuk bisa kembali mencintai. Termasuk pada negara ini. Terlepas dari apapun yang tengah terjadi, ada banyak hal yang bisa membuat kita mencintai Indonesia. Aku adalah pendatang di kota ini, ada banyak hal yang kadang membuat saya rindu kampung halaman. Padahal, kampung halamanku cuma kabupaten kecil di perbatasan Jawa Tengah.
Analogi ini, akan sama dengan cara kita memandang Indonesia. Segala carut-marut boleh saja terjadi, namun kebanggan dan kecintaan kita seharusnya tetap ada meskipun kita memilih diam dan memendamnya.
Sepanjang proses menulis artikel ini, aku terus saja berpikir bagaimana menyusun outline yang pas. Tapi sayangnya, sampai tulisan ini selesai pun tak ada outline yang dibuat. Bisa jadi, sebab tulisan ini adalah sepenuhnya isi hati tentang bagaimana aku membanggakan negara ini, dengan caraku.
Instrumen Sentimental Dan Memorable
Apa musik yang kalian suka? Secara khusus, nggak ada yang aku suka sih. Karena aku bukan penikmat musik juga. Tapi, ada satu alat musik Indonesia yang menurutku paling berkesan, easy to listening dan sangat menyentuh.
Angklung. Ada yang pernah dengar alat musik ini? Pertama kali dengar alat musik ini secara langsung beberapa tahun lalu di Jogja. Dimainkan orkes pengamen jalanan Malioboro. Sejak saat itu, aku jatuh cinta pada pendengaran pertama. Meski tak tahu lagu apa yang dimainkan, tapi mendengar irama musiknya seolah membawa pendengarnya ke antah berantah, lalu tersenyum dan mungkin bersenandung.
By the way, ada yang sudah dengar pertunjukkan angklung dari para penghuni RS Darurat COVID (Wisma Atlet)? Aku merinding dan terharu banget (bahkan ketika menuliskan ini). Menurutku angklung punya irama kesedihan yang khas. Terlebih, mereka memainkannya di tengah pandemi dengan baju hazmat lengkap. Haru banget!
Tidak hanya kesedihan, tapi alat musik ini juga mengantarkan semangat. Bahkan, angklung pernah dijadikan salah satu alat untuk membangkitkan semangat para pejuang di era penjajahan Portugis sampai Belanda. Aku setuju sih, karena memang alat ini rasanya punya kekuatan mistis (hohohoho). Hal ini terbukti dengan sempat dilarangnya permainan alat musik ini secara terbuka oleh kolonial.
Angklung : Alat Musik Ramah Lingkungan
Seperti kebanyakan alat musik tradisional lainnya, angklung juga menggunakan bahan alam sebagai bahan utamanya -bambu-. Meskipun menggunakan bambu, ternyata tidak sembarang bambu yang bisa digunakan, loh. Jadi jangan dipikir, ketika membuat angklung maka banyak pohon bambu yang ditebang ya.
Bambu yang digunakan, memang secara khusus ditanam untuk kebutuhan produksi. Yang digunakan adalah bambu tutul, bambu hitam atau awi wulung dan bambu tali.
Aku memang bukan orang yang menyukai musik, tapi melihat pembuatan angklung ini cukup membuatku terpukau. Pasalnya, semua partisi alat ini menggunakan bahan alam. Untuk merangkai berbagai jenis potongan, angklung menggunakan rotan sebagai media ikatnya.
Setuju nggak, sih, kalau melestarikan budaya artinya ikut menjaga lingkungan? Aku jelas setuju. Kita ambil contoh aja dari angklung ini. Mengingat bahan baku pembuatan angklung bukanlah sembarangan bambu, dan masa pengeringannya bisa sampai sebulan. Tentu saja kita harus menjaga keberadaan bahan baku ini. Karena itu, salah satu tugas kita adalah menjaga ketersediaan bahan pokok tetap ada (berkelanjutan).
Mengenal Bambu Sedikit Lebih Dekat
Oke, kita ngomongin sedikit soal si bambu ini ya. Kalau kita lihat, bambu merupakan salah satu tanaman yang banyak dijumpai di pinggiran kali atau aliran air. Hal ini ternyata ada manfaatnya loh. Selain memiliki bentuk yang rimbun, tanaman ini bisa menjadi salah satu resapan air.
Akarnya sendiri, bisa menyerap merkuri dan mencegah terjadinya tanah longsor. Soal konservasi, rasanya nggak perlu diragukan lagi ya.
Musik Angklung Indonesia : Susunan Tabung Bambu yang Mendunia
Mungkin sama dengan sebagian besar warga negara ini yang nggak bisa main angklung, tapi kebanggannku terhadap keberadaan angklung ini harus diakui. Ternyata, nggak sedikit pula yang punya pikiran sama denganku, bahwa angklung memiliki daya tariknya. Merinding, haru dan bersemangat memang sensasi-sensasi yang kita dapat ketika mendengarnya.
Indonesia adalah negara superpower dalam bidang budaya - Francesco Bandarin, Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Budaya
Yap, angklung sendiri merupakan salah alat musik khas Indonesia yang sudah banyak dikenal di berbagai belahan dunia. Bahkan, nggak sedikit dari warga negara asing yang secara khusus datang ke sini untuk mempelajari alat musik ini.
Aku pribadi bangga banget, meskipun nggak bisa main angklung ataupun warga asli Jawa Barat. Tapi, melihat antusias dan apresiasi dari dunia, rasanya kita nggak punya alasan untuk nggak ikut melestarikan salah satu budaya Indonesia ini.
Jika kita bukan pemain angklung, mungkin salah satu cara untuk membantu melestarikannya adalah dengan mengenalkan alat musik ini pada generasi yang lebih muda. Karena mereka wajib tahu, kalau angklung merupakan salah satu warisan dunia bukan benda, seperti yang ditetapkan Unesco beberapa waktu.
Beri anak-anak kita akses yang luas untuk mendapatkan informasi yang dalam tentang alat musik dari bambu ini. Jika bukan kita, siapa lagi? Ya nggak?
Pada akhirnya, setiap dari kita punya cara tersendiri untuk menunjukkan kebanggan pada salah satu budaya Indonesia. Kalau ini caraku, gimana caramu?
23 comments for "Instrumen Musik Angklung : Dari Panggung Orkestra Internasional Hingga Konservasi Lingkungan"
Termasuk bangga dgn musik angklung.
aku dari duluuuu banget pengin main ke Saung Angklung mang Udjo, tapi blm kesampaian hiks hiksss
Keren banget hasilnya..
Kompak dan sangat Indonesia sekali.
Kalau di Surabaya ada musik patrol alat musiknya dari bambu juga dan enak didengarnya
Aku sempat lihat videonya juga tuh terharu banget.
Udah sampai internasional pula.
Sayangnya salah satu tempat yang mempopulerkan angklung tutup ya krn pandemi? Moga nanti bisa buka lg setelah membaik aamiin
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)