Kanker Payudara : Ibu Muda, Pria, Hingga Nenek Usia Renta
Kanker payudara, mendengar namanya saja kita pasti akan merasakan kepedihan. Sekalipun kita bukan penderita, penyintas atau bahkan kerabat dekat. Tapi jujur saja, sebagai seorang wanita, saya tak bisa membayangkan bagaimana jika kita harus kehilangan payudara dengan cara demikian.
Ketika masih SMP, seorang ibu dari teman dekat saya menderita kanker payudara. Tidak ada yang menduga jika beliau menderita kanker. Sebab kesehariannya terlihat bugar dan bekerja seperti biasa. Namun, dalam kurun waktu yang relatif singkat, beliau terlihat semakin lemah.
Di rumahnya terlihat beberapa jenis obat. Teman saya bilang, jika beliau harus pulang pergi Semarang Blora untuk berobat. Sebab rumah sakit daerah tidak bisa menangani. Rambut beliau pun rontok, bahkan nyaris botak. Tubuhnya menjadi kurus dan tak seramah dulu. Tak berselang lama, beliau di operasi. Salah satu payudaranya diangkat.
Namun siapa sangka, tak berselang lama setelah operasi pengangkatan itu, beliau meninggal. Bahkan, sampai saat ini saya masih ingat betul, bagaimana kondisi beliau ketika tengah bermain dengan anaknya.
Tidak hanya itu saja. Nenek dari teman kuliah pun menderita penyakit yang sama. Beliau dinyatakan menderita kanker ketika usianya sudah sangat senja. Saat itu sedang libur lebaran, dan saya berkunjung ke rumah teman ini. Di sana, sang nenek bercerita banyak tentang penyakitnya.
Di balik wajahnya yang penuh keriput, beliau bilang jika dadanya sangat sakit. Bahkan tak segan meminta saya meraba benjolan besar di pinggir payudaranya. Tubuhnya kurus, namun beliau sangat semangat untuk berobat. Beliau tinggal di Rembang, dan harus ke Semarang untuk berobat.
Saat itu sore hari sepulang kerja, teman saya mengirim sebuah pesan singkat. Mengabarkan, bahwa neneknya baru saja meninggal. Ya, beliau pun meninggal tak lama setelah dioperasi.
Dari kedua kisah tersebut, saya paham betul, bagaimana keluarga sudah mengupayakan yang terbaik. Harta dan tenaga tentu saja sangat terkuras untuk menghentikan penyebaran sel kanker ini. Namun, tentu saja manusia memiliki batas waktu untuk tinggal di dunia. Tua ataupun muda, nyatanya kanker ini tidak pandang bulu.
Pentingnya Edukasi Dini Kanker Payudara
Kalau diingat-ingat lagi, rasanya hampir tak pernah mendapatkan edukasi soal penyakit ini, baik di semasa sekolah atau bahkan saat menjadi ibu rumah tangga. Padahal kalau mau kembali melihat situasinya, penyakit ini harus banyak digaungkan. Sebab tak hanya pada perempuan saja, pria juga memiliki kemungkinan untuk menderitanya. Juga tak hanya wanita berusia lanjut saja, gadis muda pun sangat mungkin menderita kanker ini.
Meskipun begitu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah memberikan himbauan pada masyarakat. Seperti banyak disampaikan oleh fasilitas kesehatan hingga pertemuan ibu-ibu PKK. Yakni perlunya melakukan SADARI.
SADARI adalah kepanjangan dari Pemeriksaan Payudara Sendiri ini, merupakan salah satu cara mendeteksi adanya sel kanker dalam tubuh, dengan cara relatif mudah. Sebab kita bisa melakukannya secara mandiri di rumah.
Langkah Melakukan SADARI
- Berdiri dengan tegak di depan cermin. Amati tubuh teman-teman dengan seksama, terutama di bagian payudara. Apakah ada sesuatu yang tidak biasa? Misalnya perubahan tekstur kulit, puting yang masuk atau bahkan payudara terlihat bengkak.
- Lalu angkat kedua tangan ke atas. Lipatlah siku dan bawa ke belakang kepala, dorong ke depan dan amati bentuk payudara. Setelah itu, gantian tarik siku ke belakang dan amati bentuk payudara kembali.
- Letakkan kedua tangan di pinggang. Sedikit bungkukan badan sampai payudara sedikit menggantung lalu dorong siku ke depan dan kencangkan otot dada.
- Angkat lengan tangan kanan ke atas. Dengan tangan jari tangan kiri, raba dan tekan payudara. Amati seluruh bagian payudara sampai ke ketiak.
- Cubit puting perlahan. Apakah ada cairan yang keluar? Jika iya, segeralah ke dokter.
- Dengan tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan kita. Lalu angkat tangan kanan ke atas dan amati payudara. Lakukan juga gerakan seperti poin sebelumnya.
Sedangkan SADANIS, merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Salah satu keuntungan ketika langsung menggunakan tenaga medis adalah, kita bisa mendapat banyak advice atas kondisi kita, kan? Terlepas apakah ternyata ada sel kanker ataupun tidak.
Mengetahui Kanker Payudara Lebih Dekat
Sebagian dari kita, tentu tahu jika sel kanker ini memiliki kemungkinan untuk diturunkan dalam garis keluarga. Adakah yang pernah menonton drama korea Jealousy Incarnate? Drama ini menceritakan kehidupan seorang pria yang ternyata menderita kanker payudara. Hah? Yap, dia mendapatkannya karena keturunan dari ibu yang sebelumnya meninggal karena penyakit yang sama.
Lalu pertanyaannya adalah, apakah kanker payudara ini bisa diturunkan? Jika kita bicara mengenai gen, maka bisa saja terjadi. Namun, kita juga harus ingat, jika tidak semua kelainan gen ini menyebabkan timbulnya kanker.
Ada yang pernah mendengar tentang gen BRCA1 BRCA2? Info menariknya adalah, gen ini merupakan salah satu pemicu munculnya kanker dalam tubuh kita, loh!
Mutasi Gen Pada Tubuh
Karena mendengar kata-katanya saja sudah terasa sangat berat, maka coba kita pahami hal ini dengan bahasa yang lebih sederhana ya.
Kalau merujuk dari KBBI, mutasi sendiri diartikan sebagai sebuah kondisi yang terjadi secara seketika pada kromosom manusia. Sedangkan dalam tubuh manusia, ada gen yang dapat memicu tumbuhnya sel kanker, terutama kanker payudara dan ovarium.
Dia adalah gen BRCA1 BRCA2. Mulanya, gen ini bisa menekan tumbuhnya sel kanker jika berkembang dengan baik. Namun, ketika ada kelainan mutasi, justru akan berbalik dengan memicu tumbuhnya sel kanker, baik kanker payudara ataupun ovarium.
Skrining Kanker Payudara
Itulah mengapa, kita, khususnya wanita sangat disarankan untuk melakukan skrining kanker payudara. Terlebih jika ada riwayat kanker tersebut dalam garis keturunan kita. Terkait dengan mutasi gen tersebut, kita juga, kok, melakukan tes genetika ini.
Beberapa waktu yang lalu, Angelina Jolie, sempat melakukan tes genetika ini. Dikarenakan ibunya sempat menderita kanker payudara dan harus diangkat salah satunya. Menyadari dirinya menjadi seorang yang beresiko tinggi, maka dia melakukan pemeriksaan genetika.
Hal ini ada benarnya, bahwa yang beresiko tinggi lah yang menjadi prioritas untuk mendapatkan tes genetika ini. Salah satu info menarik, juga disampaikan oleh University of Texas MD Anderson Cancer Center. Bahwa tes genetika BRCA ini tidak berlaku bagi semua wanita, hanya yang memiliki riwayat kanker dalam garis keturunannya yang terdekat.
Selain melakukan tes genetika ini, ada juga teknologi yang bisa membantu kita untuk melakukan skrining kanker payudara, loh.
Apa Itu Mammografi?
Adakah yang sudah pernah mendengar istilah ini? Atau mungkin ini adalah pertama kalinya? Oke, tidak masalah. Kali ini, kita akan berbincang tentang salah satu teknologi di bidang kesehatan ini ya.
Mammografi sendiri adalah sebuah tes pemeriksaan yang dilakukan pada kelenjar payudara dan jaringan lain di sekitarnya. Sederhananya, mamografi ini adalah rontgen pada payudara kita. Lalu, kapan harus melakukan pemeriksaan mamografi? Sama halnya dengan tes genetik tadi, tes mamografi bisa dilakukan sebelum usia 40 jika memang kita adalah orang dengan resiko tinggi, ya. Teman-teman juga bisa melakukannya satu atau dua tahun sekali untuk menggunakan tes ini.
Mengingat mamMografi ini menggunakan menggunakan sinar-X, maka teman-teman sebelum melakukan pemeriksaan ini ada baiknya mempersiapkan diri terlebih dahulu ya. Mengingat radiasinya sedikit banyak akan berdampak pada tubuh. Dan jangan lupa untuk membawa hasil skrining sebelumnya, jika sudah pernah melakukannya.
Mammografi ini tidak hanya mengecek kelainan sel kanker saja, kok. Tapi teman-teman juga bisa mengetahui berbagai kelainan yang ada pada kelenjar payudara dan jaringan sekitarnya, seperti kista atau bahkan penumpukkan kalsium.
Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara sering dirasa sangat melelahkan bagi pasien dan keluarganya. Karena memang prosedurnya yang relatif banyak, terlebih jika ditemukan penyebaran pada organ yang lain. Meski begitu, rangkaian pengobatan ini tetap harus dilakukan.
Dulu, kakak sepupu saya menderita kanker (maaf lupa beliau menderita kanker apa). Salah satu usaha yang juga dilakukan adalah dengan menggunakan pengobatan herbal. Budhe saya rajin sekali membuatkan minuman dari daun sirsak yang katanya sangat pahit. Belum lagi aneka rempah-rempah lainnya. Namun sayang, beliau pun akhirnya meninggal.
Kejadian seperti ini, tentu banyak dilakukan oleh masyarakat. Segala cara dilakukan untuk menghalau pertumbuhan sel kanker ini.
Secara medis, rangkaian proses pengobatan ini ada 6 tahapan. Langkah pengobatan yang diambil sangat tergantung pada tingkatan stadium penderita.
Ada yang pernah melihat drama korea Hospital Playlist? Pada season kedua, di akhir episode, istri dokter Jae Hak dinyatakan mengidap kanker payudara dan kondisinya sedang hamil. Terapi yang diambil oleh dokter saat itu adalah melakukan kemoterapi selama 8 bulan. Pertimbangan saat itu adalah sel kanker yang masih kecil, tidak menyebar dan kehamilan.
Dari sini tentu kita paha, jika kondisi satu sama lain penderita kanker payudara sangat berbeda begitupun dengan pengobatannya.
Pulihnya saya membuktikan bahwa kanker payudara jika ditangani dengan benar, diobati secara optimal sejak stadium dini akan memberikan peluang sangat besar untuk sembuh, mencegah memburuknya penyakit dan kekambuhan. - Vany, Penyintas Kanker Payudara HER2 Positif
Pengobatan Kanker Payudara Secara Medis
Bedah Lumpektomi
Lumpektomi biasanya digunakan untuk ukuran yang lebih kecil. Pembedahannya melalui pengangkatan benjolan atau tumor dan sedikit jaringan sehat yang ada disekitarnya.
Bedah Mastektomi
Mastektomi merupakan pembedahan dengan mengangkat semua jaringan payudara.
Bedah Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Bedah ini, bisa dilakukan untuk mengangkat sel kanker dan atau kelenjar getah bening dalam waktu yang terpisah, atau bersamaan.
Radioterapi
Seperti yang kita ketahui, bahwa cara kerja pengobatan ini menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker. Bisa dilakukan dengan menempel radioaktif dalam tubuh atau menggunakan mesin eksternal.
Terapi Hormon
Terapi hormon ini, bisa dilakukan ketika sel kanker muncul kembali setelah pengobatan. Atau bahkan setelah diketahui bahwa sel kanker ini telah menyebar ke jaringan lainnya.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan kanker yang menggunakan jenis obat-obatan tertentu. Pengobatan jenis ini, bisa dilakukan atau setelah melakukan pembedahan.
Bisakah Kanker Payudara Dicegah?
Berbicara mengenai pencegahan, tentu sebagian besar akan setuju jika salah satunya adalah dengan menjaga pola hidup sehat. Namun, tetap saja karsinogen entah bagaimana bisa tetap ada dalam tubuh dan bahkan berkembang dengan pesat.
Berikut ini, beberapa pencegahan yang mungkin bisa teman-teman lakukan di rumah.
Pencegahan Kanker Payudara
- Konsumsi makanan bergizi dan matang betul
- Rajin berolahraga
- Hindari minuman mengandung alkohol dan berhentilah merokok
- Menyusui langsung setelah melahirkan
- Kelola stress dengan baik
- Selalu lakukan pemeriksaan dini
Dari semua tips di atas, tentu tidak akan bekerja dengan baik jika kita tidak pernah melakukan pemeriksaan dini. Seperti yang sejak awal kita bahas, bahwa kanker payudara ini sangat mungkin untuk kita ketahui di awal. Jika memang kita merasa kesulitan melakukan SADARI, jangan segan untuk berkonsultasi pada tenaga kesehatan.
Bahkan, jika teman-teman merasa berat dengan biaya yang harus dikeluarkan. Sekarang pemerintah telah menjamin pemeriksaan kanker ini dalam layanan kesehatan dan kesejahteraan. Tanyakan pada pihak fasilitas kesehatan terkait mekanisme ini ya.
Kanker payudara mungkin banyak memakan korban, tidak hanya di Indonesia. Namun demikian, ada juga penyintas yang sampai saat ini bertahan dan hidup dengan baik. Hal ini tentu sangat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah pengobatan dini.
Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
Jika memang kita kebetulan memiliki edukasi yang lebih terkait hal ini, maka mari bantu saudara kita yang kebingungan tentang hal ini. Kehilangan salah satu identitas sebagai seorang wanita tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak penyintas yang bercerita, jika mereka jatuh bangun untuk tetap bertahan, bahkan untuk sekadar menyemangati diri tidaklah mudah.
Dengan demikian, bukankah bisa kita simpulkan jika penyembuhan kanker payudara ini adalah kerja sama semua pihak. Jika tidak membantu secara materi, mari edukasi mereka, mari dukung mereka dan tetaplah hadir di saat mereka begitu lemah dan mempertanyakan eksistensi mereka.
Siap melawan kanker payudara bersama? Yuk, gandengan tangan yang erat ya. Jangan ada yang terlepas dan tertinggal, sebab berjalan sendirian itu menyesakkan.
22 comments for "Kanker Payudara : Ibu Muda, Pria, Hingga Nenek Usia Renta"
Tapi dengan faham akan SADARI ini bisa jadi sbg langkah awal dalam mencegahnya...
Mudah mudahan kita semua diberi kesehatan oleh Allah
Setuju banget sih sama Kak Nimas, pola hidup bener-bener berpengaruh. Terlebih kalau suka makanan instan, junk food, sama ngisep nikotin, duh ampun triple kill dah.
Terima kasih sharingnya Kak Nimas, yoshhh olahraga lagi :D
Semoga kita semua terjaga kesehatannya ya...
Alhamdulillah, sekarang sosialisasi tentang kanker payudara sudah lebih masive dibandingkan dulu, semoga para ibu selalu sehat dengan mengantisipasi kanker payudara dengan gerakan Sadari dan Sadanis
Yukk kita ikutan support para penderita kanker payudara, sekaligus rutin melakukan SADARI dan SADANIS.
Ehm, faktor genetik lebih banyak menyerang yg memiliki rssiko tinggi ya
.
karena memang butuh effort lebih untuk bisa sembuh dari penyakit ini :(
Mudah-mudahan semua baik-baik saja. Sebagai perempuan memang harus aware banget soal beginian
Kita juga bisa melakukan pencegahan dan menjaga pola hidup sehat.
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan yaa
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)