Kreasikan KRAFT Quick Melt untuk Asah Practical Life Skill Anak
KRAFT Quick Melt kali ini menjadi objek dalam aktivitas practical life skill bersama si kecil, di akhir pekan yang cerah. Kebetulan, aku adalah tipikal “perempuan” yang menjadikan weekend adalah hari keluarga.
Kenapa? Karena suami bekerja di sepanjang weekdays dengan durasi kerja seven to six, hahahahaha! Bahkan tak jarang, sabtu dan minggu juga dihabiskannya di kantor seharian. Jika sudah begini, biasanya si kecil akan ribut menanyakan kepulangan ayahnya atau sering minta melakukan panggilan video. Adakah yang anaknya juga seperti ini?
Kita, sebagai orang tuanya cukup memberikan instruksi singkat dan jangan lupa berikan contoh yang lalu ijinkan anak melakukannya. Salah, tidak apa-apa. Karena ini adalah fase eksplorasi dan berperilaku sebaliknya. Rasanya, ibu-ibu paham dengan hal ini, ya :D
Selain itu, di usianya ini, mereka juga masih memiliki waktu berkonsentrasi yang masih pendek. Jadi, kita tidak perlu memberikan penjelasan yang panjang dan lebar. Sampaikan intinya, dan contohkan.
Melakukan practical life skill sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mandiri. Seperti saat menggunting dengan gunting sungguhan. Aktivitas ini banyak ditentang oleh orang terdekat kami, tapi ini adalah aktivitas seru untuk si kecil. Biasanya, kami sekaligus bermain peran menjadi pelanggan dan tukang potong rambut.
Bonus bonding meningkat antara anak dan orang tua. Ini adalah hal yang sangat terasa dampaknya. Saat melakukan kegiatan bersama, kami cenderung lebih intens mengobrol dan memahami keinginan satu sama lain.
Manfaat practical life skill lainnya adalah kemampuan motorik anak meningkat. Karena anak tidak hanya melihat dan tidak selalu dihentikan dengan berbagai interupsi, maka dia belajar banyak hal.
Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus, seperti menyendok, mengupas, menuang dan lain-lain. Sedangkan untuk motorik halusnya, anak-anak bisa kita ajak untuk berlari, merangkak hingga duduk.
Beberapa aktivitas yang biasanya aku lakukan bersama si kecil di rumah, antara lain :
Saat sedang melukis, dia biasanya juga sambil menceritakan padaku tentang isi gambarnya. Ya. Gambar-gambar abstrak dan warna-warna yang tercampur itu menurutnya memiliki kisah (seperti buku-bukunya).
Keterlibatannya dalam kegiatan ini, biasanya seperti menuang, mengaduk, mencetak hingga memotong. Ya, dia sudah mengenal fungsi dan cara kerja pisau sebelum usianya 2 tahun. Tentu saja, aku juga menyampaikan tentang bahayanya benda tajam maupun api, dan sejauh mana batasan dia boleh berinteraksi dengannya.
Kebetulan, beberapa waktu yang lalu aku memasak dengan si kecil. Kami berdua membuat corndog super simpel hahahaha. Mengingat asisten kokinya adalah toddler, maka membuat menu makanan yang simpel tapi bernutrisi adalah sebuah keharusan. Setuju, buibu? :D
Memasak bersama juga menjadi salah satu agenda rutin tiap akhir pekan. Bertiga di dapur, rasanya sangat seru, ya. Mengingat selalu ada hal-hal yang menggelikan jika ramai-ramai di dapur.
Salah satu bahan makanan yang menjadi kesukaan kami bertiga adalah keju. Baik tekstur maupun rasa, kami bisa menerimanya. Bahkan, si kecil sudah mengonsumsi keju sejak dia mulai MPASI.
Keju pertama yang dia makan adalah KRAFT. Yes. Aku tidak membeli keju khusus, mengingat makanan yang dimasak juga akan dimakan bersama-sama. Jadi, akhirnya memutuskan membeli keju yang bisa memenuhi nutrisi si kecil.
Saat memasak bersama, biasanya si kecil akan ribut meminta keju untuk dicemil hahahahaha. Iya. Dia memang sering memakan keju begitu saja tanpa diolah. Tentu saja aku mengijinkan, mengingat keju juga memiliki kandungan nutrisi yang bisa membantu booster berat badan si kecil.
Sajian sederhana berbahan keju yang cukup sering aku buat adalah risol mayo, tapi karena sedang malas membuat kulit risol jadi aku mencoba membuat corndog. Alhamdulillah, anak dan suami cocok dengan simple dish yang satu ini.
Aku sendiri suka teksturnya saat meleleh. Pas banget. Tidak encer atau terlalu kental. Jadi, ketika corndog digigit, kejunya lumer dan memenuhi rongga mulut. Bahkan anakku suka sekali menjilati keju yang meleleh ini.
Bahan-bahan yang aku gunakan juga bahan yang selalu ada di rumah. Mau tau apa saja? Yuk, aku kasih bocoran resepnya, yaaa
Keju KRAFT Quick Melt
Tepung premiks atau tepung protein sedang
Tepung roti
Telur
Garam
Air mineral
Cara Memasak :
Potong keju sesuai selera, tusuk-tusuk dan sisihkan
Dalam wadah, campurkan tepung, telur, air mineral dan sejumput garam
Kemudian masukkan tusukan KRAFT Quick Melt ke adonan
Untuk adonan yang lebih padat, teman-teman bisa menyimpannya di dalam kulkas
Panaskan minyak dengan api sedang cenderung kecil
Goreng sebentar, tiga menit saja dan bolak-balik
Corndog siap disajikan
Kenapa? Karena suami bekerja di sepanjang weekdays dengan durasi kerja seven to six, hahahahaha! Bahkan tak jarang, sabtu dan minggu juga dihabiskannya di kantor seharian. Jika sudah begini, biasanya si kecil akan ribut menanyakan kepulangan ayahnya atau sering minta melakukan panggilan video. Adakah yang anaknya juga seperti ini?
Salah satu caraku untuk sedikit mengalihkan perhatian dan moodnya adalah dengan memberikan kegiatan yang seru. Salah satu kegiatan yang selalu menarik minatnya adalah memasak. Dia suka sekali mengeksplor dapur.
Memasak menjadi salah satu aktivitas bonding bagi kami berdua. Tentu saja dapur akan lebih berantakan dan pekerjaan juga lebih lama selesai. Namun, mengingat kegiatan ini memberikan banyak dampak positif untuknya, jadi ya, mari tarik nafas yang dalam sesering mungkin ya :D
Tentu ini bukanlah hal yang bisa disalahkan. Karena memang demikian adanya. Namun, bagiku sendiri, mengenalkan anak pada kegiatan ini adalah sebuah keharusan.
Salah satu alasan kenapa mengajak anak memasak bersama adalah untuk menciptakan gaya hidup. Ya. Aku memang membiasakannya makan masakan yang dibuat ibunya. Jadi, sampai sekarang alhamdulillah dia memang terbiasa dengan masakan rumahan.
Memasak menjadi salah satu aktivitas bonding bagi kami berdua. Tentu saja dapur akan lebih berantakan dan pekerjaan juga lebih lama selesai. Namun, mengingat kegiatan ini memberikan banyak dampak positif untuknya, jadi ya, mari tarik nafas yang dalam sesering mungkin ya :D
Kenapa Memilih Melakukan Aktivitas Memasak Bersama?
Nah, beberapa orang bahkan orang terdekat beberapa kali mengomentari hal ini. Karena menurut mereka, memasak bukanlah kegiatan yang cocok untuk anak-anak. Alasannya wajar, karena banyak bahan makanan yang mungkin bisa membahayakan seperti cabe, juga karena dapur adalah area yang tidak aman untuk anak-anak.Tentu ini bukanlah hal yang bisa disalahkan. Karena memang demikian adanya. Namun, bagiku sendiri, mengenalkan anak pada kegiatan ini adalah sebuah keharusan.
Salah satu alasan kenapa mengajak anak memasak bersama adalah untuk menciptakan gaya hidup. Ya. Aku memang membiasakannya makan masakan yang dibuat ibunya. Jadi, sampai sekarang alhamdulillah dia memang terbiasa dengan masakan rumahan.
Mari Berkenalan dengan Practical Life Skill
Setelah usianya hampir 3 tahun, aku menyadari jika practical life skill ini memang berkontribusi betul pada tumbuh kembang anakku. Dari literatur yang aku baca, di usianya yang sekarang ini memang dia tidak membutuhkan instruksi yang panjaaaaaaang.
Kita, sebagai orang tuanya cukup memberikan instruksi singkat dan jangan lupa berikan contoh yang lalu ijinkan anak melakukannya. Salah, tidak apa-apa. Karena ini adalah fase eksplorasi dan berperilaku sebaliknya. Rasanya, ibu-ibu paham dengan hal ini, ya :D
Selain itu, di usianya ini, mereka juga masih memiliki waktu berkonsentrasi yang masih pendek. Jadi, kita tidak perlu memberikan penjelasan yang panjang dan lebar. Sampaikan intinya, dan contohkan.
Melakukan practical life skill sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mandiri. Seperti saat menggunting dengan gunting sungguhan. Aktivitas ini banyak ditentang oleh orang terdekat kami, tapi ini adalah aktivitas seru untuk si kecil. Biasanya, kami sekaligus bermain peran menjadi pelanggan dan tukang potong rambut.
Bonus bonding meningkat antara anak dan orang tua. Ini adalah hal yang sangat terasa dampaknya. Saat melakukan kegiatan bersama, kami cenderung lebih intens mengobrol dan memahami keinginan satu sama lain.
Manfaat practical life skill lainnya adalah kemampuan motorik anak meningkat. Karena anak tidak hanya melihat dan tidak selalu dihentikan dengan berbagai interupsi, maka dia belajar banyak hal.
Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus, seperti menyendok, mengupas, menuang dan lain-lain. Sedangkan untuk motorik halusnya, anak-anak bisa kita ajak untuk berlari, merangkak hingga duduk.
Beberapa aktivitas yang biasanya aku lakukan bersama si kecil di rumah, antara lain :
Mrawat Diri
Di kegiatan ini, biasanya kami melakukan hal-hal yang dekat dengan tubuh, seperti menggosok gigi, memakai baju, menggosok gigi dan menyisir rambut. Mengingat si kecil sedang toilet training, dia juga sudah sebulan ini membiasakan diri untuk melepas dan memakai celana dalam sendiri dan tentu saja membersihkan area intimnya.Melukis
Ini salah satu aktivitas yang paling disukai si kecil. Karena untuk kegiatan yang satu ini, aku cukup membebaskannya membuat apa saja. Jadi, aku akan memberikannya cat atau pewarna lainnya, kertas atau media lainnya lalu membiarkannya membuat apa saja.Saat sedang melukis, dia biasanya juga sambil menceritakan padaku tentang isi gambarnya. Ya. Gambar-gambar abstrak dan warna-warna yang tercampur itu menurutnya memiliki kisah (seperti buku-bukunya).
Memasak
Nah, ini juga salah satu aktivitas yang juga disukai si kecil. Mengingat kami hampir setiap hari menghabiskan waktu berdua, maka dia pun juga terbiasa melihat ibunya di dapur.Keterlibatannya dalam kegiatan ini, biasanya seperti menuang, mengaduk, mencetak hingga memotong. Ya, dia sudah mengenal fungsi dan cara kerja pisau sebelum usianya 2 tahun. Tentu saja, aku juga menyampaikan tentang bahayanya benda tajam maupun api, dan sejauh mana batasan dia boleh berinteraksi dengannya.
Kebetulan, beberapa waktu yang lalu aku memasak dengan si kecil. Kami berdua membuat corndog super simpel hahahaha. Mengingat asisten kokinya adalah toddler, maka membuat menu makanan yang simpel tapi bernutrisi adalah sebuah keharusan. Setuju, buibu? :D
Family Time Bersama KRAFT Quick Melt Tidak Pernah Gagal
Kami memang menjadikan akhir pekan menjadi momen untuk family time. Baik bepergian atau di dalam rumah, family time menjadi agenda wajib. Baik melakukan kegiatan besar atau hanya rebahan, yang penting quality time.Memasak bersama juga menjadi salah satu agenda rutin tiap akhir pekan. Bertiga di dapur, rasanya sangat seru, ya. Mengingat selalu ada hal-hal yang menggelikan jika ramai-ramai di dapur.
Salah satu bahan makanan yang menjadi kesukaan kami bertiga adalah keju. Baik tekstur maupun rasa, kami bisa menerimanya. Bahkan, si kecil sudah mengonsumsi keju sejak dia mulai MPASI.
Keju pertama yang dia makan adalah KRAFT. Yes. Aku tidak membeli keju khusus, mengingat makanan yang dimasak juga akan dimakan bersama-sama. Jadi, akhirnya memutuskan membeli keju yang bisa memenuhi nutrisi si kecil.
Saat memasak bersama, biasanya si kecil akan ribut meminta keju untuk dicemil hahahahaha. Iya. Dia memang sering memakan keju begitu saja tanpa diolah. Tentu saja aku mengijinkan, mengingat keju juga memiliki kandungan nutrisi yang bisa membantu booster berat badan si kecil.
Kenapa Aku Menggunakan KRAFT Quick Melt?
Simple dish memang menjadi salah satu andalanku. Mengingat sebagai ibu rumah tangga, mengatur waktu adalah sebuah keharusan. Dengan menggunakan KRAFT Quick Melt ini, aku bisa menyajikan beragam simple dish untuk suami dan anak.
Sajian sederhana berbahan keju yang cukup sering aku buat adalah risol mayo, tapi karena sedang malas membuat kulit risol jadi aku mencoba membuat corndog. Alhamdulillah, anak dan suami cocok dengan simple dish yang satu ini.
Aku sendiri suka teksturnya saat meleleh. Pas banget. Tidak encer atau terlalu kental. Jadi, ketika corndog digigit, kejunya lumer dan memenuhi rongga mulut. Bahkan anakku suka sekali menjilati keju yang meleleh ini.
Bahan-bahan yang aku gunakan juga bahan yang selalu ada di rumah. Mau tau apa saja? Yuk, aku kasih bocoran resepnya, yaaa
Simple Dish : Corndog Mini KRAFT Quick Melt
Bahan :Keju KRAFT Quick Melt
Tepung premiks atau tepung protein sedang
Tepung roti
Telur
Garam
Air mineral
Cara Memasak :
Potong keju sesuai selera, tusuk-tusuk dan sisihkan
Dalam wadah, campurkan tepung, telur, air mineral dan sejumput garam
Kemudian masukkan tusukan KRAFT Quick Melt ke adonan
Untuk adonan yang lebih padat, teman-teman bisa menyimpannya di dalam kulkas
Panaskan minyak dengan api sedang cenderung kecil
Goreng sebentar, tiga menit saja dan bolak-balik
Corndog siap disajikan
Bagaimana? Mudah bukan? Nah, jika teman-teman kebingungan dengan tepungnya, bisa saja menggunakan tepung all purpose atau tepung biasa yang ada di warung-warung. Pastikan adonannya kental ya, kalau tidak nanti kejunya tidak terselimuti dengan baik.
Terkait practical life skill ini, aku memberikan tugas pada si kecil untuk menuang dan mengaduk adonan. Bahkan, dia juga dengan sengaja menambahkan air ke adonannya, lalu menambahkan tepung. Jika sudah begini, ya, harus pawangnya yang turun tangan, kan?
Namun jadi seru juga, karena selain mengasah motoriknya, si kecil juga semaki kenal dengan bahan pangan. Tidak hanya tahu namanya, tapi juga bentuk dan teksturnya. Seperti saat menyebutkan tepung roti, maka dia bisa melihat dan memegangnya langsung.
Memang lebih berantakan dan lama, tapi jika itu membuat anak kita mempelajari hal baru, rasanya sedikit repot tidak masalah (untukku).
Selain karena teksturnya yang pas dan mudah meleleh, aku memilih KRAFT Quick Melt ini juga karena si kecil suka. Aku adalah tipe ibu yang akan selalu membeli kembali, makanan-makanan yang yang disukai anakku. Salah satunya keju KRAFT ini.
Inilah yang juga bisa meningkatkan bonding di antara kami. Misalkan saat membuat corndog menggunakan KRAFT Quick Melt. Ada keju yang terjatuh, terbelah, tepung yang berserakan hingga adonan yang terbuang, ini adalah hal yang wajar.
Setelah semua aktivitas termasuk memasak ini selesai, aku sampaikan ke si kecil “terimakasih sudah membantu ibu ya, dek.”. Kalimat sederhana, yang selalu membuatnya tersenyum dan membuatku lebih lega (setelah melihat kondisi dapur :D ).
KRAFT Quick Melt memang salah satu bahan makanan yang aku andalkan. Selain karena kejunya yang cepat meleleh, keju ini juga banyak di jual di swalayan. Untuk ibu-ibu yang diburu waktu, memang keju ini sangat praktis.
Seperti halnya aku, pagi hari biasanya sudah hectic dengan menyiapkan bekal suami dan urusan domestik lainnya. Jadi, menggunakan KRAFT Quick Melt adalah pilihan untuk membuat aneka makanan. Terlebih, keluarga kami tipe yang sarapan dengan menu ringan.
Akhir pekanku kemarin penuh dengan keseruan bersama si kecil membuat corndog dengan KRAFT Quick Melt, sekaligus mengasah practical life skillnya. Hasilnya, kami dapat kudapan yang lezat, kelekatan bonding dan tentu saja dapur yang berantakan hahahaha.
Keseruan apa yang teman-teman lakukan bersama si kecil, di akhir pekan? Yuk, kreasikan KRAFT Quick Melt ini di aktivitas sehari-hari si kecil, bun!
Terkait practical life skill ini, aku memberikan tugas pada si kecil untuk menuang dan mengaduk adonan. Bahkan, dia juga dengan sengaja menambahkan air ke adonannya, lalu menambahkan tepung. Jika sudah begini, ya, harus pawangnya yang turun tangan, kan?
Namun jadi seru juga, karena selain mengasah motoriknya, si kecil juga semaki kenal dengan bahan pangan. Tidak hanya tahu namanya, tapi juga bentuk dan teksturnya. Seperti saat menyebutkan tepung roti, maka dia bisa melihat dan memegangnya langsung.
Memang lebih berantakan dan lama, tapi jika itu membuat anak kita mempelajari hal baru, rasanya sedikit repot tidak masalah (untukku).
Selain karena teksturnya yang pas dan mudah meleleh, aku memilih KRAFT Quick Melt ini juga karena si kecil suka. Aku adalah tipe ibu yang akan selalu membeli kembali, makanan-makanan yang yang disukai anakku. Salah satunya keju KRAFT ini.
KRAFT Quick Melt, Bahan Masakan Anti Ribet Pilihan Ibu Tipe Sat Set Sat Set
Hal penting yang aku tanamkan dalam diri adalah untuk tidak berekspektasi tinggi pada pencapaian anak. Ya. Aku sebagai ibu dan orang tuanya, cukup memberikannya apresiasi atas semua usahanya, bukan berpatokan pada hasilnya.Inilah yang juga bisa meningkatkan bonding di antara kami. Misalkan saat membuat corndog menggunakan KRAFT Quick Melt. Ada keju yang terjatuh, terbelah, tepung yang berserakan hingga adonan yang terbuang, ini adalah hal yang wajar.
Setelah semua aktivitas termasuk memasak ini selesai, aku sampaikan ke si kecil “terimakasih sudah membantu ibu ya, dek.”. Kalimat sederhana, yang selalu membuatnya tersenyum dan membuatku lebih lega (setelah melihat kondisi dapur :D ).
KRAFT Quick Melt memang salah satu bahan makanan yang aku andalkan. Selain karena kejunya yang cepat meleleh, keju ini juga banyak di jual di swalayan. Untuk ibu-ibu yang diburu waktu, memang keju ini sangat praktis.
Seperti halnya aku, pagi hari biasanya sudah hectic dengan menyiapkan bekal suami dan urusan domestik lainnya. Jadi, menggunakan KRAFT Quick Melt adalah pilihan untuk membuat aneka makanan. Terlebih, keluarga kami tipe yang sarapan dengan menu ringan.
Akhir pekanku kemarin penuh dengan keseruan bersama si kecil membuat corndog dengan KRAFT Quick Melt, sekaligus mengasah practical life skillnya. Hasilnya, kami dapat kudapan yang lezat, kelekatan bonding dan tentu saja dapur yang berantakan hahahaha.
Keseruan apa yang teman-teman lakukan bersama si kecil, di akhir pekan? Yuk, kreasikan KRAFT Quick Melt ini di aktivitas sehari-hari si kecil, bun!
Post a Comment for "Kreasikan KRAFT Quick Melt untuk Asah Practical Life Skill Anak"
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)