SD Darusalam Semarang, Berikan Pendidikan Terbaik untuk Masyarakat Miskin
Kalau ada pendidikan maka tak boleh ada pengkotakan atau diskriminasi” - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Kutipan di atas benar. Pendidikan seharusnya membuat kita melepaskan diskriminasi, dalam hal apapun. Namun, harapan tetaplah harapan, karena seringkali kenyataan tak berwujud demikian.
Kemudian, mari kita sandingkan ungkapan di atas dengan sila kelima Pancasila.
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Apakah terlihat ada benang merah di antara keduanya? Sepertinya teman-teman juga menyadari hal ini.
Bahwa pendidikan adalah masalah sosial yang seharusnya tidak ada diskriminasi di dalamnya. Semua orang berhak mendapatkannya, sebagaimana yang termaktub dalam janji-janji kemerdekaan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun, perjalanan ini bukanlah pilihan yang mudah dan instan. Butuh waktu entah sampai kapan untuk memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi rakyat pra sejahtera.
Seorang ibu pernah berujar “yang penting sekolah dan gratis, karena kalau sekolahnya bagus pasti bayar mahal”.
Ini tentu terjadi hampir di sebagian besar masyarakat kita. Di mana pendidikan masih menjadi hal yang cukup berat bahkan terlihat mustahil untuk didapatkan. Itulah mengapa, mereka butuh uluran tangan kita. Butuh kehadiran dan dukungan kita agar pendidikan itu dekat dan bisa digenggam dengan nyaman.
Sudah bukan lagi waktunya untuk mencari siapa yang bisa disalahkan, tapi sekarang, di era digitalisasi ini semua orang dituntut berperan aktif terhadap penyelesaian masalah-masalah sosial, salah satu di dalamnya adalah tingginya biaya pendidikan.
Apakah Sekolah Gratis Adalah Solusi?
Sekolah gratis sangat lekat dengan sekolah negeri, jadi tidak heran jika sekolah negeri selalu menarik minat banyak orang dari berbagai kelas sosial.Namun, bagaimana jika benar-benar ada sekolah gratis yang bukan sekolah negeri? Adalah SD Darusalam, Kembangarum, Semarang Barat. Sebuah sekolah yang tidak memungut biaya apapun pada semua anak didiknya. Terdengar tidak masuk akal?
SD Darusalam, Berdiri Kokoh untuk Masyarakat Pra Sejahtera
SD Darusalam memang lembaga pendidikan yang khusus disediakan untuk keluarga kurang mampu, secara finansial. Sebuah realisasi atas kenyataan dunia pendidikan, bahwa kita memang butuh lembaga pendidikan seperti ini.Dalam perjalanannya selama lebih dari 15 tahun ,SD Darussalam melewati banyak trial error untuk sistem ini.
Tidak serta merta gratis. Karena faktanya, di awal berdiri sekolah ini masih menarik iuran bulanan. Biaya yang dikenakan hanya 20.000 rupiah saja, tapi nyatanya tidak semua wali murid sanggup untuk membayarnya.
Dalam satu bulan, uang yang masuk hanya berkisar 60.000 hingga 100.000 rupiah saja. Tentu ini nominal yang sangat kecil untuk sebuah sekolah. Hingga kemudian, dengan keyakinan dan keikhlasan, akhirnya diputuskan agar digratiskan saja.
“Menurut saya SD Darussalam yang paling tepat buat saya dari segi ekonomi. Waktu anak yang pertama masuk SD Darussalam masih ada iuran bulanan,tapi itupun sukarela sesuai kemampuan wali murid masing-masing. Alhamdulillah sekarang sudah bebas iuran sama sekali atau gratis,ini sangat membantu sekali” - Ibu Edi Sutopo, Wali Murid
SD Darusalam, bagaikan oase di tengah padang pasir. Bagi keluarga kurang mampu, tentu sekolah ini adalah jalan keluar terbaik untuk memberikan pendidikan bagi keturunan mereka. Itulah mengapa, siswa di sekolah ini tidak hanya berasal daerah Semarang Barat saja, tapi juga sampai daerah Mijen.
Belum lagi pandemi yang memberikan kita banyak kejutan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di mana-mana, banyak usaha kecil yang sepi hingga gulung tikar. Hal ini juga terjadi pada hampir sebagian wali murid, yang bekerja sebagai buruh dan serabutan.
Menyekolahkan anaknya di SD Darusalam juga menjadi sebuah jaminan bagi mereka. Yakni, tak perlu merisaukan soal iuran bulanan di tengah paceklik ekonomi.
Sepak Terjang Kepala Sekolah Tak Bisa Dipungkiri
”Awalnya, saya melihat banyak anak dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan layanan pendidikan. Untuk bersekolah di sekolahan swasta, pastinya membutuhkan dana. Sedangkan bersekolah di sekolah negeri, belum tentu bisa tertampung semuanya,” - M. Ahsanul Husna
Sosok tangguh di balik berdirinya SD Darusalam ini adalah Bapak Muhammad Ahsanul Husna. Beliau saat ini adalah dosen sekaligus Wakil Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang.
Namun yang menarik adalah, ternyata beliau mulai menjadi kepala sekolah pertama ketika masih menempuh pendidikan strata 1 dari UIN Walisongo. Ya, saat itu beliau belum wisuda tapi sudah mengemban amanah yang begitu besar.
Tahun 2011, ketika sudah menyelesaikan pendidikan S2, beliau mendapat amanah untuk menjadi kepala sekolah. Saat ini, posisi tersebut sudah digantikan oleh Bapak Ahmad Daim, S.Pd.
Selama 16 tahun beliau (Bapak M. Ahsanul Husna) mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk mengembangkan sekolah gratis ini.
Bersama Yayasan Darussalam, kerabat dan keluarganya, Bapak Muhammad Ahsanul Husna menggagas sekolah gratis untuk masyarakat kurang mampu. Berkat kegigihannya, sekolah ini sudah memiliki 19 guru dengan 1 tenaga administrasi.
Satu pengakuan menarik dari Bapak Ahmad Daim adalah, bahwa semua guru di SD Darussalam sangat didukung untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan beasiswa. Bahkan, Bapak Ahmad Daim menyelesaikan pendidikan S2 ini juga berkat dukungan dan usaha Bapak Muhammad Ahsanul Husna yang gigih mencarikannya beasiswa.
Sungguh luar biasa. Tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan, tapi Bapak Ahsanul Husna juga memberikan kesempatan tenaga pendidiknya untuk mendapatkan pendidikan tinggi.
Terkait hal ini, gaji yang didapatkan para tenaga pendidik memang bukan nominal yang besar. Namun, gaji yang didapatkan minimal sesuai dengan UMP Jawa Tengah. Diharapkan, apresiasi tersebut mampu menjaga semangat dan keloyalan para tenaga pendidik.
Bapak Muhammad Ahsanul Husna juga terang-terangan menyampaikan, jika untuk memberikan gaji sebesar UMK Semarang, tentu yayasan saat ini belum mampu.
SD Darussalam Berikan Kualitas untuk Wujudkan Mimpi Anak Didik
Sudah bukan lagi waktunya, memberikan stigma buruk pada sekolah-sekolah gratis. Karena kualitas pendidikan hingga kualitas siswa, bukan didasarkan pada iuran bulanan sekolah.SD Darusalam juga telah membuktikan hal ini. Hal ini mulai terlihat ketika mereka pertama kali mengikuti ujian nasional pada tahun 2013 secara mandiri dan mendapatkan peringkat kedua sekecamatan Semarang Barat untuk kategori sekolah swasta. Tentu ini adalah awal yang sangat membanggakan.
Karena dari sinilah, awal SD Darusalam mulai banyak dilirik wali murid dari berbagai daerah di Semarang. Hasilnya, setiap tahun jumlah pendaftar baru selalu mengalami peningkatan kuantitas. Tentu ini adalah hasil dari kerja sama semua pihak di lingkungan pendidikan tersebut.
Satu per satu prestasi mulai ditorehkan para peserta didik. Siswa dari SD Darusalam ini mendapatkan Juara 1 tingkat Kota Semarang untuk cabang pencak silat, Juara 3 tingkat Nasional untuk kategori pencak silat (Kelas C Putra). Siswa berprestasi tersebut adalah adik Al Dinerarasi Penghela Soif, yang saat ini duduk di bangku kelas 5.
Untuk bangkit dari kemiskinan salah satunya adalah melalui pendidikan - M. Ahsanul Husna
Tidak hanya prestasi anak-anak yang membanggakan. Dukungan belajar itu juga berwujud bangunan sekolah yang semakin gagah.
Dana BOS yang didapatkan pada tahun 2019, digunakan untuk pengembangan gedung sekolah. Sekarang, gedung sekolah yang berwarna hijau muda ini terlihat begitu indah di ketinggian Kota Semarang.
Bangunan itu menampung anak-anak dari berbagai daerah yang berasal dari keluarga kurang mampu, bahkan tak sedikit dari mereka yang sudah kehilangan orang tuanya.
SD Darusalam, Antara Wali Murid dan Peserta Didik
Salah satu wali murid dari SD Darusalam ini mengaku, jika beliau sangat bersyukur dan senang sekali dengan program sekolah gratis tersebut. Sekarang ada dua putrinya yang bersekolah di SD Darusalam.Yaitu Nisrina Qory Ainanan yang sudah berada di kelas 5 dan adiknya Ainun Nur Afifah Azzahra yang baru masuk di kelas 1.
Menurut saya SD Darussalam berkembang sangat cepat ya. Selaku wali murid sangat puas dan merasa aman menitipkan pendidikan anak-anak ke SD Darussalam, selain mendapat ilmu pengetahuan umum seperti SD Negeri, anak-anak juga mendapat ilmu agama yang baik untuk bekal mereka kelak” - Ibu Edi Sutopo, Wali Murid SD Darusalam
Tidak hanya dari ibu Eni saja, hal serupa juga pernah disampaikan oleh seorang murid SD Darusalam, namanya Ambar siswa kelas 3.
Ambar mengatakan, jika dia harus tetap bersekolah meskipun ayahnya sudah meninggal, karena cita-citanya adalah menjadi seorang dokter. Tentu tidak mudah menjadi Ambar. Menjadi anak yatim dari keluarga dengan ekonomi tak menentu, bukanlah perkara yang mudah.
Dari SD Darusalam, yang di dalamnya terdapat 307 peserta didik dengan berbagai mimpinya ini kelak akan melanjutkan tongkat estafet untuk memberikan kesejahteraan bagi semua orang.
Kini Indonesia Mengenal SD Darusalam dari ASTRA Satu Indonesia Awards
Rasa haru ketika menuliskan tentang rangkaian cerita SD Darusalam ini mungkin tidak sepadan dengan semua lelah yang dilakukan oleh Bapak Muhammad Ahsanul Husna.Sosok beliaulah yang disebut Bu Eni Sutopo berhasil memberikan banyak perubahan pada sekolah gratis tersebut. Seperti yang terlihat, SD Darusalam sudah sangat berkembang dari segi apapun. Baik infrastruktur hingga tenaga pendidik.
Atas kerja keras Bapak Ahsanul Husna selama belasan tahun, PT ASTRA Internasional memberikan apresiasi berupa “Satu Indonesia Awards Tahun 2021 Tingkat Provinsi Jawa Tengah Bidang Pendidikan”.
Tidak semua orang bisa mendapatkan predikat ini. PT ASTRA Internasional memiliki standar kualifikasi, dan Bapak Ahsanul Husna adalah orang yang memenuhi semua kualifikasi tersebut.
Jika melihat apa yang disampaikan ibu Edi, Ambar, bapak Ahmad Daim, memang sudah selayaknya jika Bapak Ahsanul Husna mendapatkan prestasi tersebut.
Karena tidak hanya sukses menjadi kepala sekolah, tapi beliau juga sukses menjadi inspirasi semua orang.
Dari Bapak Ahsanul Husna, dapat kita lihat, bahwa memberikan pendidikan gratis bagi keluarga kurang mampu butuh totalitas perjuangan. SD Darusalam dibangun dari nol dengan murid yang hanya 7 orang saja.
Terima kasih Bapak Ahsanul Husna, SD Darusalam telah menjadi inspirasi banyak pihak.
Jika melihat apa yang disampaikan ibu Edi, Ambar, bapak Ahmad Daim, memang sudah selayaknya jika Bapak Ahsanul Husna mendapatkan prestasi tersebut.
Karena tidak hanya sukses menjadi kepala sekolah, tapi beliau juga sukses menjadi inspirasi semua orang.
Dari Bapak Ahsanul Husna, dapat kita lihat, bahwa memberikan pendidikan gratis bagi keluarga kurang mampu butuh totalitas perjuangan. SD Darusalam dibangun dari nol dengan murid yang hanya 7 orang saja.
Kini, SD Darusalam adalah tempat anak-anak menggantungkan mimpi dan tempat para orang tua memberikan hak belajar anak.
Terima kasih Bapak Ahsanul Husna, SD Darusalam telah menjadi inspirasi banyak pihak.
Post a Comment for "SD Darusalam Semarang, Berikan Pendidikan Terbaik untuk Masyarakat Miskin"
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)