Tak Hanya di Gadget, Gandjel Rel Juga Di Hati
Bukankah yang dari hati akan sampai ke hati? Begitu pula dengan kegiatan menulis.
Perjalanan ngeblogku memang naik turun, selama dua tahun lebih aku cukup pasif dari dunia blogger. Bukan tanpa alasan, sebab aku menghabiskan setengah perjalanan ngeblogku untuk berobat.
Pengobatan pertama aku lakukan pada akhir tahun 2023. Tahun itu, aku keluar dari berbagai WAG komunitas blogger. Pekerjaan sebagai blogger juga sangat aku kurangi. Namun, Gandjel Rel adalah salah satu komunitas blogger yang aku pertahankan di antara dua atau tiga komunitas yang masih tersisa.
Pada mulanya, ngeblog menjadi alasanku untuk mengurangi stress. Sehingga tidak ada ambisi besar terhadap dunia blogging. Hal ini ternyata masih berlangsung sampai hari ini. Bahwa ngeblog ben rak ngganjel masih tetap ku pegang teguh.
Meskipun demikian, di perjalanan ngeblog ini, tidak setiap waktu aku menulis konten untuk blog. Sebab, aku harus memberi waktu diriku untuk sembuh. Ya, aku masih berjuang dengan kesehatan mental. Hampir dua tahun aku menjalani pengobatan yang jalannya jauh dari kata mulus.
Saat ini, aku masih menjalankan sesi terapi dengan hipnoterapis dan sedang menjadwalkan temu dengan psikiater.
Dalam rangkaian perjalanan ini, aku menemukan banyak hal yang selama ini tidak disadari bahkan diabaikan, lalu bertumpuk dan menjadi bola salju yang sangat besar. Kemudian, aku menyadari jika ngeblog juga masuk dalam lingkaran ini, maka tidak ada cara lain selain mengaturnya dengan baik.
Salah satu caranya adalah mengambil jeda. Aku kini lebih berani memutuskan kapan harus ngeblog, kapan harus menerima pekerjaan dan kapan harus istirahat.
Itulah kenapa, saat ini belum banyak artikel-artikel baru yang ku tulis sepanjang tahun. Sebab beberapa tahun terakhir jiwaku, meminta lebih banyak untuk fokus pada diri sendiri.
Meskipun tidak banyak membuat artikel, tetapi dengan bangga selalu mengatakan bahwa aku seorang blogger. Mungkin ini saatku untuk tumbuh dan menyembuhkan luka, agar tidak ada luka baru yang bertumpuk dan semakin melemahkan.
Aku masih ingat, saat itu hari Jumat tanggal 6 Januari 2023. Sekitar jam 15, hujan baru reda. Anakku pun baru bangun tidur. Setelah membereskan rumah, aku membuka grup obrolan warga perumahan. Seorang tetangga mengirim foto parit di depan rumahnya dipenuhi dengan air keruh.
Beberapa menit setelah foto tersebut dikirim, air bah sudah mengepung perumahan dari berbagai penjuru. Tak sempat mengamankan banyak barang, yang terpikirkan olehku adalah membawa ponsel, laptop. Reflek tersebut mungkin karena barang-barang itulah yang sering bersinggungan denganku, bahkan dompet saja tidak bawa :D
Tas yang berisi ponsel dan laptop ternyata basah di bagian bawahnya. Ternyata memang basahnya menembus sampai ke dalam, bahkan ada lumpur di beberapa sudutnya. Laptop ASUS itu kemudian dikipasi dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa hari berlalu, ketika merasa bagian luar laptop sudah cukup kering, barulah laptop dinyalakan.
ASUS secara kontinyu memang selalu mengeluarkan berbagai seri laptop dengan ketangguhan dan dukungan berbagai teknologi terbaru. Sampai saat ini, laptop ASUS X415 masih aku pakai dan tidak ada kendala apa pun.
Setelah terendam air banjir, ternyata laptop ini masih menunjukkan performanya yang mumpuni, tidak ada tanda-tanda penurunan sedikit pun. Berkat bobotnya yang sangat ringan, membawa ASUS ketika melewati banjir tidak menyulitkan. Bahkan, semua lubang konektornya pun masih dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Sepertinya, kegiatan ngeblogku sudah ditemani ASUS 415 sejak 4 tahun yang lalu. Mulai dari ngeblog di rumah, mengikuti berbagai kelas daring hingga ngeblog di kereta pun sudah kami lalui berdua :D
Aku sendiri sudah membawa ASUS X415 ini ke berbagai daerah dengan menggunakan mobil. Namun guncangan yang terjadi, nyatanya pun tidak mengganggu kinerja si laptop portabel ini.

Meskipun termasuk seri lama, tapi ASUS X415 ini sudah hadir dengan desain futuristik. Ketika sudah menggunakannya, teman-teman pun akan mengetahui dan merasakannya. Rasanya tidak hanya aku yang setuju, jika ASUS sangat membantu dan mendukung kegiatan sebagian besar blogger dalam menjalankan kegiatan harian.
Tidak hanya memproduksi laptop terbaik di kelasnya, pihak ASUS sendiri juga secara konsisten menyelenggarakan berbagai kegiatan online maupun offline dan mengundang blogger untuk turut berpartisipasi.
Aku bergabung dengan Gandjel Rel sejak pertama kali mencoba ngeblog, mungkin sekitar akhir tahun 2021. Jadi, sudah 4 tahun menjadi bagian dari komunitas ini. Satu hal yang aku rasakan adalah,Gandjel Rel tidak hanya aktif mengajak terus ngeblog, komunitas ini pun menjadi wadah bagi semua blogger perempuan untuk dapat berkembang di berbagai sektor.
Hal ini bisa teman-teman lihat dengan adanya berbagai kegiatan offline yang diadakan oleh Gandjel, beberapa kegitatan yang diselenggarakan mulai dari bincang kepenulisan, pelatihan skill hingga bakti sosial.
Namun sayangnya, aku belum bisa memberikan kontribusi yang banyak pada komunitas ini. Bahkan, bisa dibilang aku cukup pasif :D
Oleh karena itu, ketika menyadari bahwa aku sedang tidak baik-baik saja, tetap harus ada komunitas blogger yang aku pertahankan. Mengapa? Sebab ngeblog adalah panggilan jiwa, meskipun tak selalu berkaitan dengan upah menulis.
Ada fase di mana aku merasa kehilangan kendali atas diri sendiri, hingga tak lagi mengenal siapa diriku sebenarnya.
Imbasnya, banyak aktivitas yang terganggu. Salah satu hal yang sangat berdampak adalah kegiatanku sebagai seorang blogger. Mengapa? Sebab ketika serangan itu datang, aku benar-benar akan “menghilang”.
Tidak membuka akses pada perangkat elektronik apa pun, tidak membangun komunikasi dengan orang lain hingga tidak ada pikiran untuk memikirkan kegiatan lain, selain hanya diam. Ini bukan fiksi, sebab inilah yang benar-benar terjadi.
Memiliki mental health issues bukanlah hal yang memalukan, dan karena itu aku berani menuliskannya kali ini.
Perlu teman-teman ketahui, bahwa menjadi blogger adalah dunia lain dalam hidupku yang sangat menyenangkan. Aku begitu mencintai kegiatan ini. Namun, ada masa di mana aku benar- benar membencinya, tidak ingin berurusan dengan blog dan ingin meninggalkannya.
Namun, aku sadar, bahwa menjadi blogger adalah salah satu pilihan yang memiliki peran dalam kesehatan mentalku.
Seorang teman blogger pernah bertanya, kenapa aku memilih menjadi blogger? Dengan singkat dan jelas, ku jawab “karena aku ingin hidup”. Bagi sebagian orang, jawaban itu mungkin akan terkesan seperti guyonan.
Kenapa bisa masalah kesehatan mental berdampak pada aktivitas ngeblog? Karena aku hidup di dunia ini, memberikan yang terbaik dan sangat mencintainya.
Menjadi blogger adalah salah satu healing yang masih aku lakukan sampai saat ini. Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata menjadi blogger juga salah satu trigger mental health issues yang aku miliki.
Ini adalah akhir tulisanku. Aku adalah blogger dengan masalah kesehatan mental yang sedang berjuang menyembuhkan luka batinnya dan tetap menjadi bagian dari Gandjel Rel. Sumbangsih ku terhadap komunitas ini mungkin tidak banyak, tapi setulus hati aku tidak ingin kehilangannya.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan oleh Gandjel Rel.
Katanya setiap tulisan akan menemukan pembacanya.
Katanya ketika menyakiti hati seorang penulis, nama kita akan abadi dalam setiap tulisannya.
Bagaimana menurut teman-teman? Setujukah dengan kalimat-kalimat di atas? Menurutku, dunianya penulis itu sangat unik. Setiap orang rasanya akan punya alasan yang berbeda ketika menjadi penulis.

Tahun lalu, aku bertemu seseorang. Kami berbincang sekitar 30 menit. Sebelum mengakhiri obrolan kami, beliau bilang “Orang yang menjadi penulis, biasanya akan lebih mudah menyampaikan pikirannya lewat tulisan daripada ngomong langsung. Menulis juga perlu ide-ide, harus dipikirkan juga. Makanya ini juga pekerjaan yang gak mudah”. Aku pun mengangguk setuju dan obrolan kami selesai.
Menulis memang tidak bisa dibilang mudah, sebab butuh benang merah dalam mengembangkan ide yang terpikirkan, termasuk di dalamnya adalah ngeblog.
Katanya ketika menyakiti hati seorang penulis, nama kita akan abadi dalam setiap tulisannya.
Bagaimana menurut teman-teman? Setujukah dengan kalimat-kalimat di atas? Menurutku, dunianya penulis itu sangat unik. Setiap orang rasanya akan punya alasan yang berbeda ketika menjadi penulis.

Tahun lalu, aku bertemu seseorang. Kami berbincang sekitar 30 menit. Sebelum mengakhiri obrolan kami, beliau bilang “Orang yang menjadi penulis, biasanya akan lebih mudah menyampaikan pikirannya lewat tulisan daripada ngomong langsung. Menulis juga perlu ide-ide, harus dipikirkan juga. Makanya ini juga pekerjaan yang gak mudah”. Aku pun mengangguk setuju dan obrolan kami selesai.
Menulis memang tidak bisa dibilang mudah, sebab butuh benang merah dalam mengembangkan ide yang terpikirkan, termasuk di dalamnya adalah ngeblog.
Perjalanan Ngeblog, Timbul Tenggelam tapi Jalan Terus
Perjalanan ngeblogku memang naik turun, selama dua tahun lebih aku cukup pasif dari dunia blogger. Bukan tanpa alasan, sebab aku menghabiskan setengah perjalanan ngeblogku untuk berobat.
Pengobatan pertama aku lakukan pada akhir tahun 2023. Tahun itu, aku keluar dari berbagai WAG komunitas blogger. Pekerjaan sebagai blogger juga sangat aku kurangi. Namun, Gandjel Rel adalah salah satu komunitas blogger yang aku pertahankan di antara dua atau tiga komunitas yang masih tersisa.
Ngeblog Ben Rak Ngganjel Tak Hanya Tagline tapi Juga Cemeti
Pada mulanya, ngeblog menjadi alasanku untuk mengurangi stress. Sehingga tidak ada ambisi besar terhadap dunia blogging. Hal ini ternyata masih berlangsung sampai hari ini. Bahwa ngeblog ben rak ngganjel masih tetap ku pegang teguh.
Meskipun demikian, di perjalanan ngeblog ini, tidak setiap waktu aku menulis konten untuk blog. Sebab, aku harus memberi waktu diriku untuk sembuh. Ya, aku masih berjuang dengan kesehatan mental. Hampir dua tahun aku menjalani pengobatan yang jalannya jauh dari kata mulus.
Saat ini, aku masih menjalankan sesi terapi dengan hipnoterapis dan sedang menjadwalkan temu dengan psikiater.
Dalam rangkaian perjalanan ini, aku menemukan banyak hal yang selama ini tidak disadari bahkan diabaikan, lalu bertumpuk dan menjadi bola salju yang sangat besar. Kemudian, aku menyadari jika ngeblog juga masuk dalam lingkaran ini, maka tidak ada cara lain selain mengaturnya dengan baik.
Salah satu caranya adalah mengambil jeda. Aku kini lebih berani memutuskan kapan harus ngeblog, kapan harus menerima pekerjaan dan kapan harus istirahat.
Itulah kenapa, saat ini belum banyak artikel-artikel baru yang ku tulis sepanjang tahun. Sebab beberapa tahun terakhir jiwaku, meminta lebih banyak untuk fokus pada diri sendiri.
Meskipun tidak banyak membuat artikel, tetapi dengan bangga selalu mengatakan bahwa aku seorang blogger. Mungkin ini saatku untuk tumbuh dan menyembuhkan luka, agar tidak ada luka baru yang bertumpuk dan semakin melemahkan.
ASUS Hadir Sebagai Piranti Di Balik Panggung
Sejak mulai belajar ngeblog, perangkat yang selalu menemani adalah ASUS. Menurutku pribadi, ASUS memiliki daya tahan yang sangat baik. Hal ini bukan sekadar basa-basi atau omong kosong belakang. Sebab, aku sudah membuktikannya sendiri.Terjebak Kepungan Banjir Bersama ASUS
Pada awal tahun 2023 yang lalu, Kota Semarang di landa banjir. Banyak tempat yang terdampak, salah satunya adalah perumahan kami. Menariknya, itu adalah banjir pertama yang melanda daerah tersebut. Karenanya kami tak memiliki persiapan apapun ketika air bah tiba-tiba memenuhi seluruh penjuru ruangan.Aku masih ingat, saat itu hari Jumat tanggal 6 Januari 2023. Sekitar jam 15, hujan baru reda. Anakku pun baru bangun tidur. Setelah membereskan rumah, aku membuka grup obrolan warga perumahan. Seorang tetangga mengirim foto parit di depan rumahnya dipenuhi dengan air keruh.
Beberapa menit setelah foto tersebut dikirim, air bah sudah mengepung perumahan dari berbagai penjuru. Tak sempat mengamankan banyak barang, yang terpikirkan olehku adalah membawa ponsel, laptop. Reflek tersebut mungkin karena barang-barang itulah yang sering bersinggungan denganku, bahkan dompet saja tidak bawa :D
Tas yang berisi ponsel dan laptop ternyata basah di bagian bawahnya. Ternyata memang basahnya menembus sampai ke dalam, bahkan ada lumpur di beberapa sudutnya. Laptop ASUS itu kemudian dikipasi dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa hari berlalu, ketika merasa bagian luar laptop sudah cukup kering, barulah laptop dinyalakan.
Alhamdulillah bisa menyala, meskipun terkena genangan air banjir dan dalam kondisi lembab berjam-jam :’)
Si Tahan Banting : ASUS X415
Bersyukur sekali ketika mengetahui laptop ASUS kami bisa menyala. Suami segera menghubungi tukang servis langganan untuk mengecek kondisi laptop secara menyeluruh. Alhamdulillah tidak ada kerusakan sparepart di dalamnya. Bagian dalam memang basah tetapi bisa ditangani dengan baik.ASUS secara kontinyu memang selalu mengeluarkan berbagai seri laptop dengan ketangguhan dan dukungan berbagai teknologi terbaru. Sampai saat ini, laptop ASUS X415 masih aku pakai dan tidak ada kendala apa pun.
Setelah terendam air banjir, ternyata laptop ini masih menunjukkan performanya yang mumpuni, tidak ada tanda-tanda penurunan sedikit pun. Berkat bobotnya yang sangat ringan, membawa ASUS ketika melewati banjir tidak menyulitkan. Bahkan, semua lubang konektornya pun masih dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Sepertinya, kegiatan ngeblogku sudah ditemani ASUS 415 sejak 4 tahun yang lalu. Mulai dari ngeblog di rumah, mengikuti berbagai kelas daring hingga ngeblog di kereta pun sudah kami lalui berdua :D
Aku sendiri sudah membawa ASUS X415 ini ke berbagai daerah dengan menggunakan mobil. Namun guncangan yang terjadi, nyatanya pun tidak mengganggu kinerja si laptop portabel ini.

Meskipun termasuk seri lama, tapi ASUS X415 ini sudah hadir dengan desain futuristik. Ketika sudah menggunakannya, teman-teman pun akan mengetahui dan merasakannya. Rasanya tidak hanya aku yang setuju, jika ASUS sangat membantu dan mendukung kegiatan sebagian besar blogger dalam menjalankan kegiatan harian.
Tidak hanya memproduksi laptop terbaik di kelasnya, pihak ASUS sendiri juga secara konsisten menyelenggarakan berbagai kegiatan online maupun offline dan mengundang blogger untuk turut berpartisipasi.
Satu hal yang juga menurutku cukup melekat pada ASUS adalah seringnya mengadakan blog competition untuk semua blogger tanpa terkecuali. Hadiahnya pun tidak tanggung, banyak seri laptop anyar sering menjadi hadiahnya.
Blogger gathering dari ASUS juga pernah di selenggarakan di Semarang, pada acara tersebut, kebetulan komunitas blogger yang aku ikuti berkolaborasi dengan ASUS. Sehingga beberapa teman kami bisa menghadiri peluncuran seri laptop terbaru pada 2024 silam. Jika teman-teman perhatikan, di berbagai peluncuran produk atau laptop terbaru, ASUS seringkali berkolaborasi dengan blogger.
Hal tersebut sudah dilakukan oleh ASUS sejak tahun 2015. Komunitas blogku di Semarang juga berkesampatan untuk mengikuti acara tersebut. Gandjel Rel adalah komunitas yang menjadi partner komunitas dalam tumbuh kembangnya ASUS di antara blogger-blogger Semarang.
Blogger gathering dari ASUS juga pernah di selenggarakan di Semarang, pada acara tersebut, kebetulan komunitas blogger yang aku ikuti berkolaborasi dengan ASUS. Sehingga beberapa teman kami bisa menghadiri peluncuran seri laptop terbaru pada 2024 silam. Jika teman-teman perhatikan, di berbagai peluncuran produk atau laptop terbaru, ASUS seringkali berkolaborasi dengan blogger.
Hal tersebut sudah dilakukan oleh ASUS sejak tahun 2015. Komunitas blogku di Semarang juga berkesampatan untuk mengikuti acara tersebut. Gandjel Rel adalah komunitas yang menjadi partner komunitas dalam tumbuh kembangnya ASUS di antara blogger-blogger Semarang.
Tumbuh Kembali Bersama Gandjel Rel
Kenalan sama Gandjel Rel, yuk! Gandjel Rel adalah sebuah komunitas blogger Semarang yang anggotanya adalah para perempuan. Tidak hanya menjadi wadah untuk sharing tentang blog saja, tetapi juga memberdayakan semua anggotanya dalam berbagai kegiatan, baik online maupun offline.Aku bergabung dengan Gandjel Rel sejak pertama kali mencoba ngeblog, mungkin sekitar akhir tahun 2021. Jadi, sudah 4 tahun menjadi bagian dari komunitas ini. Satu hal yang aku rasakan adalah,Gandjel Rel tidak hanya aktif mengajak terus ngeblog, komunitas ini pun menjadi wadah bagi semua blogger perempuan untuk dapat berkembang di berbagai sektor.
Hal ini bisa teman-teman lihat dengan adanya berbagai kegiatan offline yang diadakan oleh Gandjel, beberapa kegitatan yang diselenggarakan mulai dari bincang kepenulisan, pelatihan skill hingga bakti sosial.
Namun sayangnya, aku belum bisa memberikan kontribusi yang banyak pada komunitas ini. Bahkan, bisa dibilang aku cukup pasif :D
Oleh karena itu, ketika menyadari bahwa aku sedang tidak baik-baik saja, tetap harus ada komunitas blogger yang aku pertahankan. Mengapa? Sebab ngeblog adalah panggilan jiwa, meskipun tak selalu berkaitan dengan upah menulis.
Ya Minum Obat, Ya Ngeblog
Aku percaya, akan ada waktunya di mana aku akan lebih tenang, lebih nyaman dan lebih mencintai dunia blogger ketika “sudah sembuh”. Gangguan kesehatan mental sama dengan sakit yang lain, bisa kambuh kapan saja tanpa mengetuk pintu. Ketika masalah kesehatan mental lebih mendominasi, seringkali aku bertarung dengan diri sendiri.Ada fase di mana aku merasa kehilangan kendali atas diri sendiri, hingga tak lagi mengenal siapa diriku sebenarnya.
Imbasnya, banyak aktivitas yang terganggu. Salah satu hal yang sangat berdampak adalah kegiatanku sebagai seorang blogger. Mengapa? Sebab ketika serangan itu datang, aku benar-benar akan “menghilang”.
Tidak membuka akses pada perangkat elektronik apa pun, tidak membangun komunikasi dengan orang lain hingga tidak ada pikiran untuk memikirkan kegiatan lain, selain hanya diam. Ini bukan fiksi, sebab inilah yang benar-benar terjadi.
Memiliki mental health issues bukanlah hal yang memalukan, dan karena itu aku berani menuliskannya kali ini.
Perlu teman-teman ketahui, bahwa menjadi blogger adalah dunia lain dalam hidupku yang sangat menyenangkan. Aku begitu mencintai kegiatan ini. Namun, ada masa di mana aku benar- benar membencinya, tidak ingin berurusan dengan blog dan ingin meninggalkannya.
Namun, aku sadar, bahwa menjadi blogger adalah salah satu pilihan yang memiliki peran dalam kesehatan mentalku.
Seorang teman blogger pernah bertanya, kenapa aku memilih menjadi blogger? Dengan singkat dan jelas, ku jawab “karena aku ingin hidup”. Bagi sebagian orang, jawaban itu mungkin akan terkesan seperti guyonan.
Kenapa bisa masalah kesehatan mental berdampak pada aktivitas ngeblog? Karena aku hidup di dunia ini, memberikan yang terbaik dan sangat mencintainya.
Menjadi blogger adalah salah satu healing yang masih aku lakukan sampai saat ini. Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata menjadi blogger juga salah satu trigger mental health issues yang aku miliki.
Ini adalah akhir tulisanku. Aku adalah blogger dengan masalah kesehatan mental yang sedang berjuang menyembuhkan luka batinnya dan tetap menjadi bagian dari Gandjel Rel. Sumbangsih ku terhadap komunitas ini mungkin tidak banyak, tapi setulus hati aku tidak ingin kehilangannya.
2 comments for "Tak Hanya di Gadget, Gandjel Rel Juga Di Hati"
Semoga Allah memudahkan urusan dirimu sekeluarga, Mbak. Aamiin allahumma aamiin.
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat untuk teman-teman. Jangan lupa untuk tinggalkan cuitan di kolom komentar dan jangan meninggalkan link hidup yak :)